Fakta-fakta Kasus Order Fiktif Takjil Catut Masjid Zayed Solo Nyaris Rp 1 M

  • 21 April 2024 19:06:22
  • Views: 11

Jakarta -

Kasus penipuan dengan modus order fiktif takjil ke Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo mengakibatkan dua katering rugi hampir Rp 1 miliar. Bermula dari aduan yang disampaikan oleh owner katering ke Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Seorang owner katering mengadu terkait pembayaran orderan takjil selama bulan Ramadan dengan tujuan ke Masjid Zayed Solo yang tidak lancar. Setelah ditelusuri, ternyata orderan tersebut fiktif dan tak berhubungan langsung dengan Masjid Zayed Solo.

Berikut fakta-fakta kasus penipuan bermodus order fiktif takjil ke Masjid Zayed Solo yang dirangkum detikcom:

-

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1) Bermula dari Aduan Owner Katering

Seorang owner katering bernama Erlen Wahyu Ningsih menyampaikan aduan di Unit Layanan Aduan Surakarta (Ulas). Dia dan teman-temannya mengadu jika menerima pesanan takjil dan makanan buka puasa untuk Masjid Zayed dan belum dibayar.

"Assalamualaikum wr.wb mas gibran, Mas gibran izin lapor terkait pembayaran takjil & makan buka puasa di masjid zayed yang belum terbayarkan ke rekan-rekan catering padahal ini sudah lewat dari perjanjian awal yaitu tiap 1 minggu akan dibayarkan. Kasihan mas ini udah lebaran tapi malah uangnya gak cair. Dan baru cair dp 10jt itupun dulu pas awal puasa. Mas minta tolong diusut terkait uang yang belum dibayarkan ke rekan2 karena nominalnya banyak buat kami Terimakasih," tulisnya seperti dikutip detikJateng, Jumat (19/4/2024).

Direktur Masjid Raya Sheikh Zayed, Munajat membenarkan adanya katering yang mengirimkan orderan berupa makanan di Masjid Raya Sheikh Zayed selama bulan Ramadan. Hanya saja, katering tersebut tidak terdaftar sebagai pemasok takjil resmi tersebut.

"Iya benar itu. Kronologi sederhana singkatnya, ini baru diklarifikasi ke Polres. Jadi ada E itu membuat pesanan ke mertua, istri, dan Pak Lik serta temannya, atas nama dua katering, Bila dan Vio katering. Dia menunjukkan chat-chat kalau dapat pesanan dari Masjid Zayed," jelas Munajat saat dikonfirmasi.

Munajat mengatakan awalnya pesanan tersebut dikirim waktu sahur, namun dari pihak masjid menolak karena tidak ada agenda sahur bersama. Lalu keesokan harinya, pihak katering mengirimkan makanan lagi saat buka puasa dengan mengatasnamakan sedekah.

"Awalnya ditolak tapi terus memaksa dengan alasan sedekah, si E itu yang pesan dan mengantarkan dia. Katanya sedekah dari hamba Allah. Kita sempat bilang untuk tidak diterima karena takut kenapa-kenapa," ujarnya.

Namun, saat ditolak itu E tetap kukuh untuk memberikan makanan tersebut dengan alasan sudah ada yang memesan dengan nama hamba Allah.

2) Sehari Dapat Kiriman 800 Dus Makanan

Lebih lanjut, Munajat mengatakan E sudah mengirimkan takjil sebanyak 24 kali di Masjid Zayed Solo. Lalu sekali mengirimkan sekitar 800 dus makanan.

Namun, saat Lebaran ada aduan dari Ulas mengenai katering tersebut. Pihaknya juga menampik telah mengorder makanan tersebut.

"Iya kita dirugikan karena mengatasnamakan Masjid Zayed saat pesan katering itu. Setelah di Ulas itu, kita meminta untuk datang ke Masjid soal order fiktif itu. Jadi yang datang istrinya, mertua, dua paman temannya dan yang disubkan ke Vio katering dan mereka menjelaskan," bebernya.

"Si E bilang kalau dapat pesanan dari Zayed. Terus kita jelaskan, kita tanya kok nggak ke Masjid konfirmasi tapi mereka bilang kalau satu pintu dari E," jelas dia.

3) Dua Katering Rugi Hampir Rp 1 Miliar

Dua usaha katering asal Sukoharjo, yakni Vio asal Baki dan Adila asal Tawangsari, tertipu order fiktik yang dikirim ke Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Akibatnya, kedua katering tersebut merugi hampir Rp 1 miliar.

Pemilik Vio katering asal Baki, Kusnadi Slamet Widodo mengatakan, awalnya ia mendapatkan pesanan dari temannya bernama E untuk mengirim makanan dan takjil selama Ramadan di Masjid Zayed Solo. Jumlahnya, mereka mengirim 800 paket makanan setiap hari yang dibagi oleh kedua usaha katering itu.

"Dibagi dua, saya 400 sana 400. Pembagiannya paket nasi 400, takjil 400. Saya tidak tahu kalau diprank sama E, saya kirim," kata Kusnadi saat ditemui awak media di Mapolresta Solo, dilansir detikJateng, Jumat (19/4/2024).

Kusnadi mengaku belum mendapatkan pembayaran atas pesanan itu. Padahal, ia harus mencari utangan untuk memenuhi pesanan tersebut. Kusnadi mengatakan, E sudah diamankan setelah bersembunyi di Ngawi.

Sementara itu, pengacara korban, Kalono mengatakan kasus ini tidak ada hubungannya dengan Masjid Zayed Solo. Kedua usaha katering itu kena prank oleh E, yang tidak memiliki hubungan apapun dengan kepengurusan Masjid Zayed.

"Pesannya selama 28 hari. Total kerugiannya kedua katering itu sekitar Rp 960 juta," kata Kalono.

4) Pelaku Ditangkap

Kasat Reskrim Polresta Solo Kompol Ismanto mengatakan, korban dalam kasus itu adalah Slamet yang merupakan rekan pelaku, dan Supodo yang merupakan mertua pelaku. Dalam prosesnya, pelaku bernama Eko sempat melarikan diri ke Ngawi, Jawa Timur.

"Sudah diamankan inisial E (Eko), kemarin malam. Iya (sempat kabur ke Ngawi)," kata Ismanto saat dihubungi awak media, dilansir detikJateng, Sabtu (20/4/2024).

Supodo mengakui jika dirinya juga tertipu oleh menantunya. Padahal, ia harus berutang untuk memenuhi pesanan itu. Sehari-hari, ia berjualan mi di Semarang.

"Katanya (E) mendapatkan orderan 800 paket, dibagi dua antara anak saya Adila, dan katering Vio asal Baki. Setiap porsi makanan harganya Rp 25 ribu, dan takjil Rp 15 ribu," kata Supodo.

5) Motif Pelaku Order Fiktif

Dari hasil keterangan pelaku, Ismanto mengatakan, orderan fiktif itu dilakukan oleh pelaku untuk menutupi rasa malu. Karena pelaku sempat sesumbar mendapatkan orderan untuk pengiriman takjil di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo selama bulan puasa.

Agar makanan dari katering korban bisa masuk, pelaku sempat mengatakan kepada pengurus masjid jika makanan dan takjil itu merupakan sedekah dari hamba Allah.

"Keterangannya, dia mendapatkan informasi adanya peluang untuk memasok buka bersama, tapi kemudian tidak ada deal, tapi dia terlanjur ngomong dengan korban bahwa akan ada pesanan. Korban sudah kulakan. Akhirnya, untuk menutup malu, dia menyampaikan kepada pihak Zayed itu sedekah dari hamba Allah," jelas Kasat Reskrim Polresta Solo, Ismanto.

Polisi menyebut meski para korban mengaku merugi hampir Rp 1 miliar, namun tidak ada keuntungan materiil yang didapatkan pelaku. Hingga saat ini, kasus tersebut masih terus didalami pihak kepolisian. Proses penyelidikan terus dilakukan.

(wia/idn)
Sumber: https://news.detik.com/berita/d-7303229/fakta-fakta-kasus-order-fiktif-takjil-catut-masjid-zayed-solo-nyaris-rp-1-m
Tokoh





Graph

Extracted

persons Gibran Rakabuming Raka, Kusnadi,
ministries Polisi,
fasums Masjid Raya Sheikh Zayed,
products takjil,
places DKI Jakarta, JAWA TENGAH, JAWA TIMUR,
cities Ngawi, Semarang, Solo, Sukoharjo,