Mega Proyek Era Ahok yang Melibatkan BUMN Senilai Rp 156 Miliar Ini Diduga Terjadi Mark Up Dana, Anies Baswedan Bongkar Fakta Ini!

  • 19 April 2024 03:21:58
  • Views: 3

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Ketika Provinsi DKI Jakarta dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, ada salah satu fakta yang tak banyak orang tau.

Adapun saat itu Ahok seringkali melibatkan perusahaan BUMN yaitu PT Nindya Karya di berbagai proyek di DKI Jakarta kala itu.

Salah satunya yakni proyek pembangunan flyover Pancoran sehingga saat itu perusahaan kecil hanya bisa iri dan menjadi penonton.

Baca Juga: Pinjaman Rp4,4 Triliun Bangun JIS Disebut Hasil Ngutang dan Ditanggung Rakyat Jakarta, Fraksi DPRD Ini Kritik Anies Baswedan

Megaproyek tersebut memakan dana fantastis yakni sebesar Rp156.012.565.000 yang ditandatangani pada tanggal 18 November 2016.

Kemudian untuk tenggat waktu pekerjaan selama 393 hari sejak ditandatangani, serta pemeliharaan selama 720 hari sejak penyerahan.

Namun ternyata dibalik itu ada borok dalam proyek pembangunan flyover Pancoran yang belum terungkap.

Diantaranya dugaan mark up hingga kongkalikong PT Nindya Karya dengan subkontraktor vendor.

Baca Juga: Disentil Anies Baswedan soal Amdal Lalu Lintas, Proyek Ahok Senilai Rp 183 Miliar Ini Malah Bikin Jakarta Macet Parah

Misal, ada perbedaan volume antara Laporan persediaan barang dan posisi biaya konstruksi yang sebanyak 47 item, mulai dari besi beton, pasir, batu, kayu dsb.

Tak hanya itu ditemukan selisih harga bahan antara yang dilaporkan PT Nindya Karya dengan biaya yang dikeluarkan kontraktor vendor.

Misal biaya besi beton PT Nindya Karya melaporkan menggunakan 3.059.303,63 kg dengan biaya Rp20.353.964.415.

Sedangkan biaya yang digunakan hanya senilai Rp19.723.508.413.

Baca Juga: Alih-Alih Kurangi Kemacetan di Jakarta, Proyek Ahok Senilai Rp 118 Miliar Ini Malah Bikin Lalu Lintas Makin Semrawut, Anies Baswedan Beri Kritikan

Berdasarkan laporan kontraktor vendor PT KWOSM, ada selisih sampai Rp 620,4 juta.

Selain itu Center for Budget Analysis mencatat sedikitnya ada Rp 1,1 miliar selisih biaya yang ditulis PT Nindya Karya dengan biaya yang digunakan sebenarnya, sebagaimana dilaporkan kontraktor vendor.

Adapun saat ini kondisi Jalan Gatot Subroto, tepatnya di flyover Pancoran, Jakarta Selatan (Jaksel) ditemukan banyak lubang.

Kondisi tersebut ditemukan di ruas jalan yang mengarah ke Cawang, Jakarta Timur (Jaktim).

Lubang tersebut ditemukan mulai dari tanjakan hingga turunan di flyover Pancoran.

Sehingga bisa membahayakan pengguna jalan, terutama pengendara sepeda motor.

Baca Juga: Gosip Anak Pejabat : Putri Ridwan Kamil dan Anies Baswedan Jadi Perbandingan Netizen Gara-gara Ini

Tak hanya itu lubang jalanan muncul dari lubang yang sebelumnya telah ditambal namun terkelupas atau terbuka lagi.

Anies Baswedan selaku Gubernur setelah Ahok membongkar fakta bahwa proyek flyover tersebut dibangun tanpa memperhatikan Anilasa Mengenaik Dampak Lingkungan atau Amdal lalu lintas.

Menurut Anies hal tersebut dapat menyebabkan wilayah sekitar flyover bakal terjadi kesemrawutan yang cukup serius.***


Sumber: https://www.ayobandung.com/umum/7912452050/mega-proyek-era-ahok-yang-melibatkan-bumn-senilai-rp-156-miliar-ini-diduga-terjadi-mark-up-dana-anies-baswedan-bongkar-fakta-ini?page=all
Tokoh









Graph

Extracted

persons Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama, Mark, Ridwan Kamil,
companies Dana, PT Nindya Karya,
ministries DPRD,
places DKI Jakarta,
cities Cawang, Pancoran,
cases Kemacetan,
transportations sepeda,