Daya Beli Belum Sepenuhnya Pulih, APPSI Harapkan Intervensi Pemerintah

  • 07 Agustus 2022 00:55:31
  • Views: 3

JawaPos.com — Fluktuasi harga pangan dan kebutuhan pokok berimbas langsung pada aktivitas perdagangan di pasar tradisional. Lonjakan harga menurunkan daya beli masyarakat sehingga berpengaruh terhadap pendapatan pedagang.

Banyak pedagang pasar yang mengeluhkan kondisi ini, terlebih pada masa transisi pemulihan ekonomi pascapandemi. Chief Economist BRI Danareksa Sekuritas Telisa Aulia Falianty mengatakan, penurunan daya beli akibat kenaikan harga yang terjadi saat ini mempengaruhi omzet pedagang di pasar tradisional.

“Penurunan daya beli tentu mempengaruhi omzet pedagang. Tidak hanya itu, isu pengenaan PPN 11 persen pada sembako juga sempat menjadi sentimen negatif, ditambah lagi daya beli masyarakat yang belum terlalu pulih pasca pandemi, kata Telisa, Jumat (5/8).

Dia menjelaskan, kenaikan harga pangan saat ini didorong oleh lonjakan harga berbagai komoditas yang menjadi bahan baku utamanya. Kenaikan harga ini menyulitkan konsumen sehingga mereka mengurangi pembelian.

Kenaikan harga pangan dan barang pokok ini juga berkontribusi terhadap kenaikan inflasi di luar situasi global yang tidak stabil dalam beberapa bulan terakhir. Badan Pusat Statistik mencatat pada Juni 2022 terjadi inflasi sebesar 4,35 persen (year-on-year) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,09.

Inflasi ini terjadi utamanya karena adanya kenaikan harga dengan kontribusi terbesar berasal dari indeks kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yakni sebesar 1,77 persen. Adapun seluruh indeks kelompok pengeluaran lainnya berkontribusi rata-rata di bawah satu persen.


https://www.jawapos.com/ekonomi/06/08/2022/daya-beli-belum-sepenuhnya-pulih-appsi-harapkan-intervensi-pemerintah/

Sumber: https://www.jawapos.com/ekonomi/06/08/2022/daya-beli-belum-sepenuhnya-pulih-appsi-harapkan-intervensi-pemerintah/
Tokoh

Graph

Extracted

ministries BPS,
bumns BRI,
products sembako,
plants Cabai, Tembakau,