Cyberthreat.id – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pembayaran dengan metode non-tunai sudah menjadi tren, apalagi sejak pandemi covid-19 hadir dan memaksa masyarakat untuk membatasi mobilitas. Ia bilang, hal tersebut menjadi cerminan penggunaan teknologi digital dewasa ini sudah tak dapat dihindari.

Apalagi dalam konteks pembayaran, penerapan metode non-tunai atau cashless kini harus dihadapi oleh masyarakat. Erick menegaskan masyarakat harus beradaptasi dengan tren tersebut sebagai bentuk kesiapan menghadapi perkembangan teknologi digital.

Kita tidak mungkin berdiam diri karena dengan digitalisasi, konteksnya tak hanya merubah hidup keseharian, tetapi juga merubah peta dunia usaha dan lapangan pekerjaan secara menyeluruh, jelas Menteri Erick dalam seminar bertajuk 'Menuju Masyarakat Cashless' di Jakarta, Rabu (3/8).

Tren metode pembayaran non-tunai itu juga disokong oleh bonus demografi Indonesia, sekitar 55% populasi penduduk saat ini berusia di bawah 35 tahun. Erick menyebut bahwa anak-anak muda itulah yang menciptakan shifting dari pembayaran tunai menjadi cashless.

Oleh karena itu, Erick menegaskan BUMN saat ini terus membangun ekosistem ekonomi digital dengan kolaborasi bersama pihak lain, mulai dari private sector, hingga Small and Medium Enterprises atau UKM. Ia meyakini bahwa digitalisasi akan memberi dampak positif terhadap transparansi di sektor keuangan.

Shifting dilakukan oleh anak muda, kebiasaannya berubah. Data-data sudah menunjukkan secara signifikan bahwa tren cashless semakin besar secara signifikan dan tidak dapat dibendung, ucap Erick.

Lebih lanjut, Erick mengungkapkan shifting tren pembayaran non-tunai oleh kalangan muda akan merealisasikan potensi ekonomi digital Indonesia dimana pada 2030 mendatang, diproyeksi akan mencapai sekitar Rp4.500 triliun.

Namun demikian, ia tak menampik  potensi itu harus dimaksimalkan di tengah gonjang-ganjing geopolitik, yakni ketika harga pangan dan energi sedang meningkat. Oleh karenanya, Indonesia harus punya tabungan sebagai ikhtiar ketika di masayang akan datang ada kepentingan yang harus diintervensi.