Cerita Teks Proklamasi 17 Agustus 1945, Diketik Pakai Mesin Tik Pinjaman dari Perwira Nazi Jerman

  • 04 Agustus 2022 13:36:53
  • Views: 2

PIKIRAN RAKYAT – Ketika teks proklamasi selesai ditulis Soekarno, yang harus dilakukan pertama kali adalah memindahkan tulisan tangan itu ke mesin tik untuk diketik ulang.

Di masa itu, para pemuda revolusi jarang yang memiliki mesin tik pribadi termasuk Soekarno, yang lebih sering menulis buah pikirannya lewat tulisan tangan di atas kertas.

Laksmana Tadashi Maeda si pemilik rumah sebenarnya mempunya mesin tik namun sayangnya mesin tik tersebut berhuruf kanji Jepang sehingga tidak bisa digunakan.

Baca Juga: Gara-gara Radio Milik Sutan Syahrir, Proklamasi Kemerdekaan Terjadi pada 17 Agustus 1945

Para tokoh yang ada di Jalan Pengangsaan No. 56 harus memutar otak agar tulisan tangan Soekarno segera diketik ke dalam mesin tik dan proklamasi bisa segera dibacakan pada 17 Agustus 1945.

Dilansir dari buku '17-08-1945 Fakta, Drama Misteri' yang ditulis Hendri F. Isnaeni, Mohamad Ibnu Sayuti atau Sayuti Melik pun cukup kerepotan mencari mesin tik yang bisa digunakan pada detik-detik perumusan teks proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Satsuki Mishima, salah seorang asisten rumah tangga di rumah Laksamana Tadashi Maeda yang mempunyai usulan untuk meminjam mesin tik kepada Kolonel Kandeler Angkatan Laut Nazi Jerman yang waktu itu bertugas di kantor Gedung KPM di jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta.

Setibanya di kantor militer Jerman, Mishima bertemu dengan Mayor Kandeler dan menceritakan maksud tujuannya untuk meminjam mesin tik buatan Jerman miliknya.

Baca Juga: Makna Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 bagi Bangsa Indonesia


https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-015186606/cerita-teks-proklamasi-17-agustus-1945-diketik-pakai-mesin-tik-pinjaman-dari-perwira-nazi-jerman

Sumber: https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-015186606/cerita-teks-proklamasi-17-agustus-1945-diketik-pakai-mesin-tik-pinjaman-dari-perwira-nazi-jerman
Tokoh





Graph

Extracted

persons Soekarno, Syahrir,
companies ADA,
nations Indonesia, Jepang, Jerman,
places DKI Jakarta, Sumatera Utara,