Inggris Masuk Jurang Resesi, Berpotensi Picu Stagflasi

  • 04 Agustus 2022 09:06:28
  • Views: 5

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Perekonomian Inggris saat ini telah masuk ke dalam resesi yang diakibatkan oleh melonjaknya inflasi.

Dilansir dari Business Times, Rabu (3/8/2022) National Institute of Economic and Social Research (NIESR) menyatakan, rata-rata pendapatan penduduk Inggris yang dapat dibelanjakan akan turun 2,5 persen dan tetap 7 persen di bawah tingkat pra-Covid hingga 2026.

Ekonomi Inggris sedang menuju ke periode stagflasi dengan inflasi tinggi dan resesi yang memukul ekonomi secara bersamaan, kata Stephen Millard, wakil direktur makroekonomi NIESR.

Menurut NIESR, resesi yang dimulai pada kuartal ini diperkirakan akan berlanjut hingga awal tahun 2023.

Akibat resesi ini, jumlah rumah tangga yang hidup dari pendapatan mereka diperkirakan akan naik hampir dua kali lipat menjadi 7 juta pada tahun 2024.

Angka tersebut termasuk 5,3 juta rumah tangga yang tidak memiliki tabungan sama sekali.

Baca juga: Hong Kong Masuk ke Jurang Resesi Untuk Kedua Kalinya Sejak Protes Massal Tahun 2019

NIESR juga menyebut penduduk golongan itu akan dipaksa untuk berutang karena tagihan energi yang melonjak.

Di sisi lain, para ekonom mengatakan kedalaman krisis akan memaksa pemerintah untuk merespon dan menunjukkan tujuan yang pasti diperlukan daripada pendekatan manajemen keuangan di masa lalu.

Baca juga: Ancaman Resesi Buat Aktivitas Manufaktur di Eropa Berkontraksi

Sebuah lembaga penelitian, think tank menyarankan pemerintah Inggris untuk memberikan bantuan kepada orang-orang yang rentan dalam menghadapi inflasi harga konsumen yang dikatakan akan naik hampir 11 persen tahun ini.


https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/08/04/inggris-masuk-jurang-resesi-berpotensi-picu-stagflasi

Sumber: https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/08/04/inggris-masuk-jurang-resesi-berpotensi-picu-stagflasi
Tokoh

Graph

Extracted

companies YouTube,
nations Hong Kong, Inggris,
cases covid-19,