KBRN, Jakarta: Indonesia kini telah memasuki era digital yang mengubah gaya hidup masyarakat. Hal tersebut terlihat dari cara kerja dan cara berusaha masyarakat. 

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memproyeksikan Indonesia akan menjadi pemain industri digital terbesar di Asia Tenggara pada 2030.

Hal ini ditopang dari potensi ekonomi digital Indonesia yang diprediksi mencapai Rp 4.500 triliun pada 2030 atau tumbuh delapan kali lipat dari APBN.

Kapan perubahan ini terjadi kalau kita tidak adaptasi sehingga akhirnya kita hanya jadi market. Saat hanya menjad market, maka tidak ada investasi untuk pembukaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi akan tumbuh lebih besar di negara lain, ujar Erick di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (3/8/2022).

Erick menyebut sudah terlalu lama sumber daya alam dan market besar Indonesia hanya dijadikan sebagai pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja bagi negara lain. 

Erick mengungkapkan, pemerintah bekerja keras untuk melakukan perubahan dengan menekan pengiriman SDA dalam bentuk bahan baku ke luar negeri, salah satunya dengan memperkuat ekosistem industri baterai listrik. 

Erick menilai keberpihakan terhadap SDA berdampak besar bagi masyarakat lewat terciptanya pembukaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.

Kita tidak anti asing atau anti investasi luar negri, tapi keseimbangan pertumbuhan yang merata harus dipastikan, pertumbuhan Indonesia harus lebih tinggi dari negara lain, jelas Erick.

Erick menuturkan, Indonesia memiliki sumber daya besar dalam menjadikan ekonomi digital sebagai fondasi bangsa di masa yang akan datang.

Allah SWT memberikan kita demografi yang mayoritas muda saat ini, 55 persen usia di bawah 35 tahun, mau tidak mau industri digital kita akan berkembang, tandas Erick.