Merdeka.com - Politikus Partai Golkar Nusron Wahid tengah meyakinkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) untuk mengusung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai calon presiden (capres) di Pemilu 2024.

Namun, Nusron menyadari Partai Golkar tidak bisa berdiri sendiri untuk mengusung capres pada pemilu 2024. Sehingga, partainya harus menawarkan sosok Airlangga kepada partai yang tergabung dalam KIB.

Tetapi kami sadar, kami tidak mempunyai golden sheet seperti PDIP. Kalau PDIP misalnya bim salambim Bu Mega putuskan apapun bisa, karena memang 20 persen (ambang batas pencalonan presiden), kata Nusron, dalam diskusi virtual Lingkar Diskusi Indonesia terkait pilpres, Rabu (3/8).

Kami tidak bisa, kami harus 'menawarkan' kepada publik, kepada partai-partai koalisi untuk bisa menerima Capres dari kami yaitu Pak Airlangga, sambungnya.

2 dari 2 halaman

Kendati demikian, Nusron menyadari partai politik yang ada di tubuh KIB yakni PAN dan PPP memiliki otoritas masing-masing dalam memilih sosok untuk menjadi capres di 2024.

PAN punya otoritas sendiri, PPP punya otoritas sendiri, karena masing-masing punya otoritas, maka mau tidak mau kami harus punya trik-trik khusus bagaimana cara supaya anggota koalisi kami itu mau dan bersedia menerima Ketum kami jadi capres, ucapnya.

Akan tetapi, Nusron enggan membeberkan trik khusus Partai Golkar dalam menawarkan Airlangga kepada partai politik lainnya. Namun, dia pun menyebut bahwa Partai Golkar juga tidak bisa memaksa PAN dan PPP untuk menerima Airlangga sebagai capres yang diusung KIB.

Tidak bisa kasih tahu karena menyangkut rahasia internal dan dapur. Intinya kami berusaha meyakinkan, tetapi kami tidak bisa memaksa karena ini otoritasnya berbeda ini kita sedang berusaha intinya, imbuhnya.