Pemimpin Al-Qaeda Ayman al-Zawahiri (File foto: SITE Intelligence Group/AFP)

Washington, Jurnas.com - Pemimpin Al Qaeda Ayman al-Zawahiri tewas dalam serangan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan akhir pekan lalu. Ini merupakan pukulan terbesar bagi kelompok militan itu sejak pendirinya Osama bin Laden tewas pada 2011 silam.

Zawahiri bersembunyi selama bertahun-tahun dan upaya AS menemukan dan menewaskannya dianggap sebagai buah dari kesabaran dan kegigihan komunitas kontra-terorisme dan intelijen.

Dikutip dari Reuters pada Selasa (2/8), berikut ini kronologi operasi AS yang menewaskan Zawahiri, berdasarkan keterangan salah seorang pejabat CIA yang berbicara dengan syarat anonim:

1. Selama beberapa tahun, pemerintah AS mengetahui jaringan pendukung Zawahiri. Dalam kurun waktu setahun terakhir, setelah penarikan AS dari Afghanistan, para pejabat mengawasi indikasi kehadiran Al Qaeda di negara itu.

Tahun ini, keluarga Zawahiri yakni istrinya, putrinya dan anak-anaknya pindah ke sebuah rumah persembunyian di Kabul, yang belakangan diketahui bahwa Zawahiri di lokasi yang sama.

2. Selama beberapa bulan, intelijen AS makin yakin dengan keberadaan Zawahiri di rumah persembunyian Kabul. Pada awal April, CIA mulai memberi pengarahan kepada pejabat senior administrasi. Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional, kemudian memberi pengarahan kepada Presiden Joe Biden.

Kami dapat membangun pola kehidupan melalui berbagai sumber informasi independen untuk menginformasikan operasi tersebut, kata pejabat itu.

3. Intelijen AS menyelidiki pembangunan dan sifat rumah persembunyian itu dan memeriksa penghuninya, untuk memastikan Amerika Serikat dapat melakukan operasi pembunuhan Zawahiri tanpa mengancam integritas struktural bangunan itu, serta meminimalisasi risiko terhadap warga sipil dan keluarga Zawahiri.

4. Dalam beberapa pekan terakhir, Biden mengadakan pertemuan dengan penasihat utama dan anggota kabinet. Pada 1 Juli, Biden diberi pengarahan tentang usulan operasi di Ruang Situasi Gedung Putih oleh anggota kabinetnya termasuk Direktur CIA William Burns

Biden mengajukan pertanyaan terperinci tentang apa yang kami ketahui dan bagaimana kami mengetahuinya, dan memeriksa dengan cermat model rumah persembunyian yang telah dibangun dan dibawa oleh komunitas intelijen ke pertemuan tersebut, ujar pejabat anonim itu.

Biden juga bertanya tentang pencahayaan, cuaca, bahan konstruksi, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan operasi. Presiden sekaligus meminta analisis tentang potensi konsekuensi dari aksi di Kabul.

5. Lingkaran ketat pengacara senior antar-lembaga memeriksa pelaporan intelijen dan mengkonfirmasi bahwa Zawahiri adalah target yang sah berdasarkan kepemimpinannya yang berkelanjutan di Al Qaeda.

Pada 25 Juli, presiden mengumpulkan anggota dan penasihat kabinet utamanya untuk menerima pengarahan terakhir, dan membahas dampak pembunuhan Zawahiri tergadap hubungan Amerika dengan Taliban.

Setelah meminta pandangan dari peserta rapat, Biden mengizinkan serangan udara yang disesuaikan dengan tepat dengan syarat meminimalkan risiko korban sipil.

6. Serangan akhirnya dilakukan pada pukul 21.48 waktu setempat pada 30 Juli oleh pesawat tanpa awak, yang menembakkan apa rudal api neraka.