DKI JAKARTA mempunyai beberapa kota penyangga yang berada di provinsi berbeda, yakni Jawa Barat dan Banten. Karena berada dalam wilayah yang sangat berdekatan, maka daerah yang dikenal dengan nama Jabodetabek ini beberapa kali diusulkan untuk digabungkan.
Berikut wacana yang pernah ada soal isu penyatuan Jabodetabek:
- Sutiyoso
Gubernur Jakarta yang menjabat selama 2 periode (1997 sampai 2007), Sutiyoso atau Bang Yos, pernah menginginkan wilayah Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur bergabung dengan Jakarta. Pendapat yang ia kemukakan pada 2006 itu menurutnya akan mempermudah pemerintah dalam melakukan pengelolaan kawasan dan mengatasi beragam masalah.
BACA JUGA:Sebaran Kasus Covid-19 di 34 Provinsi Hari Ini, DKI Jakarta Masih Tertinggi
Namun, penggabungan itu dilakukan dengan syarat perubahan hanya pada gubernurnya saja. Sementara, Wali Kota, Bupati, dan anggota DPRD tetap di posisinya masing-masing.
- Muhammad Idris
Wali Kota Depok, Muhammad Idris, memberikan usulan atau ide agar Depok digabung dengan Jakarta. Melansir Sindonews (19 Juli 2022), dengan masuknya Kota Depok, maka diharapkan akan efektif mengatasi berbagai permasalahan yang ada, seperti sampah dan banjir.
Permasalahan tersebut menurutnya akan mudah jika kota-kota penyangga bergabung menjadi Jakarta Raya dan dipimpin oleh seorang gubernur.
Namun, ide itu dianggap Muhamad Sidkon Djampi selaku Anggota Komisi I DPRD tidak memiliki semangat Jawa Barat dalam rangka memekarkan kabupaten/kota yang tengah diusung pihak DPRD Jabar. Dia mengimbau untuk lebih baik memperkuat peran Ketua BKSP (Badan Kerja Sama Pembangunan) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur (Jabodektabekjur), ketimbang harus bergabung menjadi Jakarta Raya.
- Komite Kajian Jakarta
Setelah tidak lagi menjadi Ibu Kota, Komite Kajian Jakarta (KJJ) menilai Jakarta harus menjadi Daerah Istimewa Jakarta Raya. Melansir Sindonews (20 Februari 2022), Daerah Istimewa Jakarta Raya baiknya menjadi provinsi baru dan hasil penyatuan wilayah Jabodetabek.
Menurut KJJ, digabungnya wilayah penyangga Jakarta dengan Jakarta akan memberikan jaminan terjadinya pertumbuhan ekonomi dalam skala makro. Di sisi lain, dibentuknya Daerah Istimewa Jakarta Raya akan berkontribusi lebih pada pendapatan APBD di wilayah penyangga.
*Diolah dari berbagai sumber/Ajeng Wirachmi-Litbang MPI
