Menko PMK Muhadjir Effendy (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menyebut anggaran pemerintah untuk menyubsidi masyarakat di bidang energi, lebih besar daripada dana untuk Ibu Kota Negara (IKN) baru.

Saat ini, lanjut Muhadjir, pemerintah berupaya menjaga pertumbuhan perekonomian serta mencegah inflasi tidak terlalu drastis. Karena itu, listrik, gas, dan bahan bakar minyak (BBM) untuk masyarakat disubsidi pemerintah.

Pemerintah telah menetapkan subsidinya disediakan anggaran Rp520 triliun. Itu sangat besar. Karena seandainya tidak ada subsidi ini, untuk membangun IKN itu sudah cukup Rp520 triliun itu, karena membangun IKN hanya membutuhkan sekitar Rp446 triliun, kata Muhadjir dalam kegiatan peluncuran komitmen `Family Planning 2030` yang digelar BKKBN dan UNFPA Indonesia di Jakarta pada Senin (1/8).

Tapi pemerintah lebih mengedepankan kepentingan rakyat, terutama menjaga agar pertumbuhan ekonomi dan resesi global tidak berdampak serius terhadap Indonesia, lanjut Muhadjir.

Menko PMK juga menyampaikan, outlook penerimaan negara dalam APBN 2022 sudah mengalami peningkatan dari Rp1.846 triliun menjadi Rp2.266 triliun. Sayangnya, anggaran pengeluaran juga meningkat.

Pengeluaran semula Rp2.746 triliun sekarang naik jadi Rp3.106 triliun. Kenapa? Akibat kenaikan harga komoditas terutama yang tergantung pada impor, jelas Menko PMK.

Muhadjir menambahkan, Indonesia memang diuntungkan dengan kenaikan global batu bara dan gas. Namun, sebab ketergantungan pada BBM masih tinggi, ekspor batu bara dan gas tersebut tidak mampu menutupi pengeluaran impor BBM.

Kenapa BBM kita masih tinggi? Karena pemerintah memastikan kita masih harus tetap subsidi masyarakat, mensubsidi rakyat untuk energi ini, mulai dari listrik, gas, dan BBM, tutup Muhadjir.