Pola Konsumsi Pangan Masyarakat Belum Seimbang

  • 31 Juli 2022 18:40:15
  • Views: 4

KBRN, Jakarta: Badan Pangan Nasional (National Food Agency) mencatat kualitas konsumsi pangan masyarakat Indonesia masih belum beragam hingga bergizi seimbang. Hal ini terlihat dari dari Skor Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2021 lalu yang belum ideal, yakni di angka 87,2 persen dari target 91,6 persen. 

Angka tersebut menunjukkan konsumsi padi-padian, minyak dan lemak di Indonesia terlalu tinggi.  Sementara konsumsi sayur dan buah, pangan hewani, kacang-kacangan serta umbi-umbian masih kurang.

Skor pola pangan harapan kita yang masih belum ideal. Konsumsi padi-padian kita masih terlalu tinggi, sementara konsumsi sayur dan buah, pangan hewani, kacang-kacangan serta umbi-umbian masih kurang, kata  Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi saat meluncurkan program Gerakan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman di Plaza Barat Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (31/7/2022).

Secara rinci, Arief menjabarkan konsumsi padi-padian di angka 60,1 persen, umbi-umbian 6 persen, pangan hewani 12 persen. Lalu minyak dan lemak 10 persen, buah dan biji berminyak 3  persen, dan kacang-kacangan 5 persen. Kemudian konsumsi gula 5 persen, sayur dan buah 6 persen.

Skor pola pangan harapan kita tahun 2021 itu 87,2 padahal targetnya 91,6. Tapi kita punya 102,1 persen terhadap angka kecukupan energi. Jadi energinya tuh cukup, energinya cukup artinya kita nih pemakan karbo semua ternyata, kata Arief.

Maka perlu adanya perubahan pola konsumsi pangan di masayarakat. Sehingga konsumsi yang berlebih tadi bisa digeser ke pangan lain seperti umbi-umbian, ikan atau dengan menggunakan pangan daerah yang ada.

Perubahan pola konsumsi masyarakat jadi lebih bergizi. Bahkan hingga bisa menekan ketergantungan impor pada sejumlah komoditi ketika pangan lokal jadi raja di daerah sendiri.

Ada juga beberapa jenis pangan yang masih tergantung kepada impor. Ini kita imbau supaya kita anekaragamkan konsumsi pangannya, sehingga tadi kearifan lokal. Makanan dari setiap daerah tertentu bisa menjadi tuan rumah di daerah itu sendiri, kata Arief.

Indonesia merupakan negara ketiga terbesar dunia dengan kekayaan keanekaragaman hayati. Arief mengatakan Indonesia memiliki 77 jenis sumber karbohidrat, 75 jenis sumber protein, 100 jenis rempah dan bumbu. Selain itu ada 40 jenis bahan minuman, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran hingga 26 jenis kacang-kacangan.

Dengan demikian pemanfaatan pangan lokal tersebut secara masif bisa memberikan kontribusi positif terhadap ketahanan pangan nasional. Tentunya dengan dukungan inovasi teknologi dan formula rekayasa sosial hingga terbentuk kawasan diversifikasi pangan yang ideal sesuai budaya setempat.


https://rri.co.id/nasional/peristiwa/1560954/pola-konsumsi-pangan-masyarakat-belum-seimbang?utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General%20Campaign

Sumber: https://rri.co.id/nasional/peristiwa/1560954/pola-konsumsi-pangan-masyarakat-belum-seimbang?utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General%20Campaign
Tokoh



Graph

Extracted

persons Arief Prasetyo Adi,
companies ADA,
parties Gelora,
topics ketahanan pangan nasional,
fasums GBK,
products karbohidrat, lemak, protein,
nations Indonesia,
places DKI Jakarta,
cities Senayan,