PIKIRAN RAKYAT – Perekonimian Amerika Serikat (AS) mengalami resesi, setelah pengumuman PDB kuartal II 2022 menunjukkan tren negatif dua kali berturut-turut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan dampak tantangan yang dihadapi Indonesia akibat resesi dan inflasi yang terjadi di AS dan China.

“Amerika, Eropa dan RRT (China) adalah negara-negara tujuan ekspor Indonesia, jadi kalau mereka melemah permintaannya terhadap ekspor, harga komoditas juga turun, kata Sri Mulyani saat memberikan sambutan pada acara Dies Natalis ke-7 PKN STAN pada Jumat 30 Juli 2022.

AS mengalami inflasi hingga 9,1 persen, tertinggi sepanjang 41 tahun terakhir.

Baca Juga: Apa Itu Steam yang Diblokir Kominfo? Simak Penjelasan Berikut

Hal ini disebabkan krisis energi dan pangan yang diakibatkan Perang Rusia dan Ukraina.

Perangnya di Eropa, tapi dampaknya ke seluruh dunia. Krisis pangan, energi terjadi. Karena Rusia produsen energi yang termasuk terbesar di dunia. Dan Ukraina-Rusia produsen pangan terbesar pangan di dunia, termasuk pupuk, sebut Sri Mulyani.

Resesi dan inflasi di AS, Inggris, dan Eropa juga akan berdampak pada laju ekonomi Indonesia karena inflasi.

Masalah tersebut membuat bank sentral negara-negara itu meningkatkan suku bunga dan mengetatkan likuiditas, pelemahan ekonomi terjadi secara global.

Baca Juga: Doa Awal Tahun Hijriyah Lengkap dengan Latin dan Artinya, Agar Selalu Dalam Lindungan Allah