Varietas Sorgum IPB Nggak Bikin Cepat Lapar, Gula Darah Nggak Gampang Naik

  • 30 Juli 2022 18:03:09
  • Views: 9

RM.id  Rakyat Merdeka - Tim peneliti IPB University berhasil mengembangkan varietas sorgum untuk pangan, SORICE, yang dapat membantu mengatasi masalah gizi ganda (MGG) di Indonesia.

Tim peneliti yang terdiri dari Dr. Desta Wirnas, Dr. Trikoesoemaningtyas, Prof. Didy Sopandie, Dr. Siti Marwiyah, dan Erin Puspita Rini, SP, MSi berasal dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB University.

Indonesia saat ini menghadapi masalah gizi ganda atau kekurangan gizi (malnutrisi) yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, seperti stunting. Sementara sebagian masyarakat lainnya, mengalami kelebihan gizi (over nutrition) yang menyebabkan obesitas dan berbagai penyakit degeneratif.

Dalam Launching Inovasi IPB University yang digelar Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, di IPB International Convention Center (IICC), Kampus Baranangsiang, Bogor, Jumat (29/7), Rektor IPB University Prof. Arif Satria mengatakan, SORICE dapat membantu mengatasi masalah gizi ganda di Indonesia.

Berita Terkait : La Nyalla Pede, Pengembangan Varietas Unggul Bisa Tutupi Defisit Kedelai

Prof. Arif menjelaskan, sorgum merupakan tanaman biji-bijian (serealia) yang menghasilkan biji dengan kandungan karbohidrat setara padi. Dengan berbagai keunggulan yang dapat menjadikannya karbohidrat sehat.

Biji sorgum mengandung protein, vitamin B dan zat besi yang lebih tinggi dari beras.

Dengan kelebihan ini, sorgum diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kekurangan zat gizi pada sebagian masyarakat Indonesia, tuturnya.

Kepala LPPM IPB University, Dr Ernan Rustiadi mengungkapkan, inovasi hasil penelitian ini layak untuk langsung disebarluaskan ke khalayak. Mengingat hasilnya yang sangat signifikan dan menjanjikan. Terlebih, dalam situasi situasi saat ini.

Berita Terkait : Pengamat: Kementerian/Lembaga Lain Harus Bantu Atasi Masalah Harga Pangan

“Dunia saat ini sedang mengalami krisis pangan. Beberapa negara mengalami inflasi sangat tinggi. Indonesia harus bersyukur. Lebih dari 2,5 tahun, kita tidak mengimpor beras. Ini bagian dari keberhasilan negara kita, jelas Ernan.

Pada kesempatan itu, Pelaksana Tugas (Plt) Dekan Fakultas Pertanian, Prof Suryo Wiyono menjelaskan, varietas merupakan backbone dari teknologi produksi tanaman.

Inovasi ini, sangat penting bagi ketahanan dan program pangan, khususnya sorgum dan beras yang merupakan program pemerintah.

Selamat kepada peneliti. Semoga, kontribusi para peneliti dosen di bidang pemuliaan, khususnya sorgum dan padi ini, makin mendapat tempat bagi inovatornya, IPB University dan tentunya ketahanan pangan di Indonesia, ujar Prof Suryo Wiyono.

Berita Terkait : Kementan Gerak Cepat Amankan Produksi Pangan Jawa Tengah Saat Puncak Kemarau

Dr Desta Wirnas selaku peneliti mengatakan, kelebihan yang dimiliki sorgum dapat membantu mengatasi masalah kekurangan zat gizi pada sebagian masyarakat Indonesia.

Beras dan tepung sorgum,  juga sangat sesuai untuk pangan masyarakat perkotaan yang mengalami over nutrisi.

Sebagian kandungan pati sorgum, berupa resistant starch yang tidak mudah dicerna. Sehingga, dapat mengenyangkan lebih lama. Tanpa menambah kalori.

Sorgum juga mempunyai indeks glikemik antara 50-60 yang lebih rendah dari beras padi. Sehingga, tidak cepat menaikkan gula darah, jelasnya.
 Selanjutnya 


https://rm.id/baca-berita/nasional/134530/bisa-atasi-masalah-gizi-ganda-varietas-sorgum-ipb-nggak-bikin-cepat-lapar-gula-darah-nggak-gampang-naik
 

Sumber: https://rm.id/baca-berita/nasional/134530/bisa-atasi-masalah-gizi-ganda-varietas-sorgum-ipb-nggak-bikin-cepat-lapar-gula-darah-nggak-gampang-naik
Tokoh









Graph

Extracted

persons Arif Satria, Desta, Ernan Rustiadi, La Nyalla Mattalitti,
ministries Kementan,
institutions IPB,
topics indeks glikemik,
products Beras, gula darah, karbohidrat, protein, vitamin,
nations Indonesia,
places JAWA BARAT, JAWA TENGAH,
cities Bogor, Pati,
cases stunting,