Wasekjen PBNU Setuju Aliran Dana ACT Dibuka, Takut Buat Kelompok Teror

  • 30 Juli 2022 13:52:10
  • Views: 4

Sabtu, 30 Juli 2022 - 13:24 WIB

VIVA Nasional – Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Rahmat Hidayat Pulungan, meminta Polri untuk menyampaikan ke publik terkait aliran dana donasi termasuk modus-modus yang dilakukan para petinggi Aksi Cepat Tanggap atau ACT.

Ini menyusul hasil penyidikan yang dilakukan Bareskrim Polri, terhadap dana Boeing yang harusnya disalurkan untuk korban pesawat Lion Air JT610. Dari Rp138 miliar dana CSR Boeing yang disalurkan lewat ACT tersebut, ada sekitar Rp34 miliar yang digunakan tidak pada peruntukannya.

Rahmat juga meminta kepada aparat penegak hukum, tidak ragu-ragu mengusut lebih jauh aliran dana ke pihak lain terkait dugaan penyelewengan donasi oleh ACT.

Penegak hukum juga agar tidak ragu-ragu untuk menyelidiki lebih dalam kemana saja aliran dana tersebut, jangan sampai selain untuk memperkaya diri sendiri, dana masyarakat digunakan atau dialirkan untuk memperkuat kelompok-kelompok radikal dan terorisme, kata Rahmat saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu, 30 Juli 2022. 

Menurutnya, sudah tepat Bareskrim Polri mengusut dugaan penyelewengan donasi dan menetapkan empat orang sebagai tersangka dalam kasus tersebut. 

Mereka yang ditetapkan sebagai tersangka antara lain, pendiri dan mantan Presiden ACT Ahyudin, Presiden ACT saat ini Ibnu Khajar, pengawas ACT Hariyana Hermain, dan Ketua Dewan Pembina ACT Novariadi Imam Akbari. 

Rahmat menyoroti dugaan pemotongan donasi mencapai Rp450 miliar untuk operasional. Artinya, setiap bulannya lembaga tersebut menghabiskan operasional sebesar Rp2,5 miliar. 


https://www.viva.co.id/berita/nasional/1503728-wasekjen-pbnu-setuju-aliran-dana-act-dibuka-takut-buat-kelompok-teror

Sumber: https://www.viva.co.id/berita/nasional/1503728-wasekjen-pbnu-setuju-aliran-dana-act-dibuka-takut-buat-kelompok-teror
Tokoh



Graph

Extracted

persons Ibnu Khajar,
companies ADA, Boeing, Dana, Lion Air,
ministries Bareskrim Polri,
organizations PBNU,
ngos ACT,
places DKI Jakarta,
cases teror,