Ekonom Sebut Tiga Dampak Resesi AS bagi Indonesia

  • 30 Juli 2022 04:31:53
  • Views: 2

KBRN, Jakarta :   Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan, resesi ekonomi setidak akan berdampak pada tiga hal bagi Indonesia.

Yang pertama, pada neraca dagang. Amerika adalah pasar tradisional bagi produk ekspor Indonesia baik komoditas, barang jadi, maupun konsumsi.

Kontribusi ekspor ke AS meliputi 13 persen dari total ekspor Indonesia. Resesi akan menyebabkan permintaan turun, sehingga ekspor Indonesia juga turun.

“Surplus perdagangan yang selama ini dirasakan Indonesia, bisa berbalik arah menurun, bisa menjadi defisit perdagangan. Jadi guncangan di AS akan sangat dirasakan bagi pelaku usaha domestik, kata Bhima pada RRI Pro3, Jumat (29/7/2022).

Yang kedua, ketika penyebab resesinya adalah inflasi yang tinggi, maka Bank Sentral AS The Fed tidak segan-segan menaikkan suku bunga secara signifikan.

“Kenaikan suku bunga The Fed yang ekstrim berakibat pada lebih cepatnya penyesuaian suku bunga di Indonesia, untuk mencegah keluarnya modal asing, ungkap Bhima.

Yang terjadi adalah anomali, ketika AS resesi tapi mata uang dollarnya justru menguat, karena instrument dollar diburu sebagai asset yang aman.

Dampak ketiga dari resesi AS adalah transmisinya ke sektor rill.  Resesi yang terjadi di AS juga akan membuat negara-negara lain menahan untuk membeli barang, menyebabkan gejolak ekonomi, dan terpukulnya daya beli. 

Situasi ini akan membuat pemerintah harus mengeluarkan subsidi yang jumlahnya tidak kecil, baik untuk subsidi energi maupun bantuan sosial pada masyarakat.

“Padahal ruang fiskal semakin terbatas, karena tahun depan banyak kebutuhan yang mendesak. Sehingga pemerintah harus pintar-pintar dan melakukan mitigas, memperkuat fiskal dan jaring pengaman sosial, tukas Bhima.

Bantuan sosial harus dilanjutkan untuk melindungi 40 persen masyarakat yang rentan kemiskinan. Termasuk UMKM juga harus mendapat perhatian dari imbas resesi ekonomi, karena sektor inilah yang selama ini menjadi penopang utama perekonomian domestik.

Sementara itu, terkait kenaikan suku bunga The Fed,  analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan saat ini pasar terkesan apatis, dan berkeyakinan The Fed tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga di bulan depan.

“Karena kenaikan suku bunga The Fed sebesar 75 basis poin, meleset dari ekspektasi pasar yang memproyeksikan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 100 basis poin, ungkap Ibrahim.

Hal ini memberikan sentimen positif pada mata uang di kawasan yang pada hari ini mengalami penguatan terhadap dollar AS, seperti Yuan China, Yen Jepang, Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea, termasuk mata uang Rupiah yang dalam penutupan perdagangan akhir pekan ini menguat di level Rp14.835 per dollar AS, setelah sebelumnya sempat menyentuh level Rp15.000 per dollar AS.


https://rri.co.id/ekonomi/1559195/ekonom-sebut-tiga-dampak-resesi-as-bagi-indonesia?utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General%20Campaign

Sumber: https://rri.co.id/ekonomi/1559195/ekonom-sebut-tiga-dampak-resesi-as-bagi-indonesia?utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General%20Campaign
Tokoh





Graph