RM.id  Rakyat Merdeka - Indeks Keterbukaan Informasi Publik (IKIP) tahun 2022 mengalami peningkatan. Dari 71,37 pada 2021 menjadi 74,43. Menurut Komisioner Komisi Informasi Pusat (KIP) Bidang Penelitian dan Dokumentasi Rospita Vici Paulyn, angka tersebut menunjukkan tren posisi sedang.

Vici menerangkan, kenaikan nilai IKIP merata pada tiga dimensi lingkungan sekaligus. Yakni dimensi politik, ekonomi, dan hukum.

Masing-masing sebesar 74,53 nilai dimensi fisik dan politik, 74,84 nilai dimensi ekonomi, dan 73,98 nilai dimensi hukum, kata Vici saat konferensi pers di Hotel Pullman, Grogol, Jakarta, Jumat (29/7).

Berita Terkait : Indeks Keterbukaan Informasi Publik: Peta Jalan Menuju Pemerintahan Terbuka

Penilaian IKIP 2022 dilakukan oleh 306 Informan Ahli (IA) dari 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tujuh belas di antaranya IA Nasional dari unsur internal Komisioner KIP dan unsur eksternal.

Untuk penilaian IA gabungan 34 provinsi memberikan skor 74,68 dengan bobot nilai 70 persen, dengan skor indeks 52,28. Sedangkan skor National Assessment Council (NAC) Forum yang digelar di Jakarta, 28 Juli 2022, adalah 73,84 dengan bobot 30 persen, dan skor indeks 22,18. Setelah digabungkan menghasilkan nilai IKIP 2022 sebesar 74,43, urainya.

Metode pengumpulan nilai IKIP 2022 tidak ada yang berbeda dengan tahun lalu. Yaitu melalui pengumpulan nilai yang melibatkan tim Kelompok Kerja (Pokja) IKIP Pusat dan Pokja Daerah di 34 provinsi.

Berita Terkait : Bernilai Ekonomi Tinggi, Kelor NTT Makin Mendunia Lewat G20

Tim Pokja IKIP Pusat terdiri dari Komisioner KIP dan tim ahli pusat. Sementara tim Pokja IKIP Daerah terdiri dari Komisioner KI Provinsi dan tim Pokja unsur eksternal daerah dengan jumlah seluruhnya 238 orang, paparnya.

Dia menambahkan, pelaksanaan pengumpulan nilai IKIP dilaksanakan melalui kuesioner yang sampaikan tim Pokja Daerah di setiap provinsi ke IA provinsi. Terdiri dari sembilan orang. Meliputi unsur Pemerintah Daerah, unsur dunia usaha, unsur akademisi, dan unsur CSO atau LSM di setiap provinsi.

Kemudian hasil penilaian kuesioner oleh sembilan IA dibahas dalam kegiatan FGD melibatkan tim IKIP pusat untuk mendapatkan skor akhir IKIP provinsi, lanjut Vici.

Berita Terkait : Optimasi Lahan Kering Tingkatkan Indeks Pertanaman Dan Produktivitas Pertanian Garut

Setelah itu, hasil dari nilai final IKIP di 34 provinsi dibawa ke pembahasan NAC Forum. Melibatkan 10 IA nasional eksternal dan tujuh IA internal KIP, hingga dihasilkan nilai final IKIP nasional.

Metode penyusunan nilai IKIP dibagi dalam lima kategori, yaitu buruk sekali antara 0-39, buruk 40-59, sedang 60-79, baik 80-89, dan baik sekali 90-100. Berdasarkan hasil IKIP 2022 yang berada pada kisaran 60-79, masih berada pada posisi sedang.■