RM.id  Rakyat Merdeka - Tiang listrik milik PLN yang diduga berdiri di tanah milik warga membuat resah dan viral di media sosial. Pasalnya, warga pemilik tanah justru harus mem­bayar mahal jika ingin memindahkan tiang tersebut.

Akun @igtainmentt mengungkap kelu­han beberapa netizen tentang mahalnya biaya pemindahan tiang PLN yang ada di lahan pribadi. Bahkan, ada yang ditagih hingga puluhan juta rupiah. “Gimana pendapat kalian, tanyanya.

Akun @abdullahhaidir1 mengungkap­kan, PLN pernah pasang tiang listrik di tanah kosong miliknya tanpa izin. Setelah berlangsung lama, di atas tanah tersebut ingin dibangun dan meminta PLN me­mindahkan tiang tersebut. “Eh... saya harus bayar biaya pemindahan, ungkapnya.

“Sudah nitip tiang di tanah milik warga, nggak bayar sewa, nggak bayar asuransi jika terjadi musibah, eh giliran saat minta dipindah, biayanya ditagih ke pemilik tanah. Kurang nggak waras bagaimana coba, tuh pe el n, kata @anafis_196.

Akun @gendar_pece mengatakan, perlakuan PLN terhadap tanah warga sudah keterlaluan. Bukan cuma tiang saja, kabel melintang 32 meter juga diong­gokan begitu saja di atas tanah miliknya. Otomatis yang di bawah kabel tidak bisa diberdayakan.

“Ada pohon main potong tidak pernah bilang, seolah-olah kalau sudah PLN tidak ada yang lawan, katanya.

Berita Terkait : Sambut Lebaran Idul Adha, PLN Siaga Penuh Jaga Keandalan Pasokan Listrik

Menurut @rahim2115, ke depan jan­gan dikasih tempat bila PLN atau Telkom butuh tempat buat tiang/tower dan lain-lain. Mereka suruh bayar sewa tempat yang nilainya bisa buat beli tanah lagi.

“Mereka bisa seenak udel, maka masyarakat pun harus bisa seenak dengkul terhadap mereka, tegasnya.

Akun @milktea_coklat mengungkapkan, dampak negatif dari berdirinya tiang listrik di dekat rumah warga, tidak hanya soal serobot tanah, juga tertimpa tiang listrik.

“Rumah saya pernah kena tiang listrik besar. Kerusakan rumah yang kena tiang­nya nggak diperbaiki, nggak ada perminaan maaf atau pihak PLN inisiatif bertamu ke pemilik rumah, ungkapnya.

Akun @yoga_prakosa juga punya cerita. Kata dia, suatu hari pernah mobil tetangganya tertimpa tiang listrik roboh. Akibatnya, kondisi mobil hancur, kaca pecah, kap atas penyok-penyok. Peristiwa itu terjadi bukan dalam kondisi mobil jalan ataupun parkir.

“Pas minta pertanggungjawaban ke PLN, jawabnya yang ikhlas Pak, namanya juga musibah tidak ada yang tahu, tuturnya.

Berita Terkait : PLN Jaga Daya Beli Masyarakat & Lindungi Pelanggan Listrik Subsidi

Akun @followajaskuy mengatakan, banyaknya masalah yang dilakukan PLN menjadi momen yang tepat untuk memberi ruang kepada perusahaan lis­trik swasta. Lama-lama didiamkan, PLN makin bertingkah. “Sudah saatnya (PLN) punya kompetitor, katanya.

Menurut @satriawebs, mindset kerja PLN harus diubah. sudah terlalu lama PLN dininabobokan dengan aturan boleh seenaknya menumpang di tanah orang. Sekarang sudah beda zaman, PLN harus berbenah.

“Mentang-mentang cuma satu-sa­tunya penyedia listrik di Indonesia, jadi seenaknya aja nih, ujar @_aldi­lardy_.

Sementara, @Furiri_ meminta netizen tidak galak-galak terhadap PLN. Kata dia, PLN sebenarnya butuh tempat untuk tiang demi kenyamanan listrik, juga biar stabil.

“Nanti listriknya drop dan elektroniknya rusak, nyalahin PLN lagi, katanya.

Menurut @awwabiin, pemasan­gan tiang oleh PLN selalu diawali dengan permohonan penyediaan listrik oleh warga. Kemudian, diikuti dengan koordinasi perangkat desa untuk komu­nikasi dengan warga dalam pemasangan tiang tersebut.

Berita Terkait : Wapres Sapa Warga Mojokerto Sambil Bagikan Bingkisan

“Banyak warga yang tanahnya diguna­kan untuk tiang listrik mendapat kompen­sasi dari PLN. Tetangga gue rumahnya dibikin tower dibayar kok, beber @lightseea.

Akun @loopholeacademy menyarank­an masyarakat membaca lebih dahulu ketentuan dasar pemindahan tiang lis­trik. Hanya saja, karena PLN merupa­kan perusahaan negara, bukan lembaga Pemerintah, mungkin saja kalau dimin­takan biaya pemindahan.

“Tapi, pemohon juga bisa mengajukan gugatan ke pengadilan, katanya. [ASI]