MerahPutih.com - Viral sebuah rekaman video seorang difabel cerebral palsy mendapat penolakan saat hendak naik KRL dari Stasiun Balapan Solo, Jawa Tengah, Selasa (26/7).
Penolakan dilakukan dengan alasan kursi roda tiga yang dipakai ukurannya terlalu panjang. Video berdurasi sekitar 2 menit 31 detik tersebut diunggah dalam akun Instagram @mlampahsolo sekitar 16 jam yang lalu.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka angkat suara atas kejadian tersebut. Dia menyayangkan kejadian itu terlebih saat ini Kota Solo sedang menjadi tuam rumah ASEAN Para Games.
Baca Juga:
10.000 Tiket Gratis Nonton Pembukaan ASEAN Para Games di Manahan
Harusnya tidak apa-apa naik KRL Solo-Jogja. Nanti tak goleki (nanti saya cari orang disabilitasnya), ujar Gibran, Rabu (27/7).
Gibran pun menyarankan pada disabilitas itu agar naik angkutan umum milik Pemkot Solo, Batik Solo Trans (BST) yang ramah disabilitas.
Kita tuan rumah (ASEAN Para Games) malah kayak begitu. Nantu coba saya cari akar persoalannya, katanya.
Ia menegaskan Kota Solo seharusnya ramah disabilitas dan wisatawan. Gibran mencontohkan pada Selasa (26/7) kemarin menjemput atlet disabilitas dengan bus khusus.
Harusnya disabilitas diprioritaskan, bukan disingkirkan. Semua harus ramah disabilitas, pungkasnya.
Baca Juga:
Ketua DPR Ajak Masyarakat Dukung Tim Indonesia di Asean Para Games XI
Manager External Relations & Corporate Image Care KAI Commuter Leza Arlan mengaku sudah mengetahui video calon penumpang yang ditolak naik KRL di Stasiun Balapan Solo karena menggunakan kursi roda tiga.
Selama ini standarnya kursi roda saja. Karena di dalam KRL sendiri ada aturan kan barang bawannya begitu. Standar kami kalau naik sepeda ya sepeda lipat, kata dia.
Ia mengaku akan berkomunikasi dengan komunitas disabilitas agar bisa paham terkait aturan itu. KRL tidak akan menolak disabilitas naik kereta, tetapi harus ada kursi roda standar. (Ismail/Jawa Tengah).
Baca Juga:
Ribuan Atlet dan Ofisial Tim Tamu ASEAN Para Games Mulai Tiba di Solo
