Tabung reaksi berlabel Monkeypox virus positive terlihat dalam ilustrasi ini yang diambil pada 23 Mei 2022. (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)

JAKARTA, Jurnas.com - Regulator obat-obatan Eropa memperkuat tanggapannya terhadap meningkatnya kasus cacar monyet (monkeypox), beberapa hari setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah itu sebagai darurat kesehatan global.

Gugus tugas darurat Badan Obat Eropa (EMA) - badan penasihat yang bertugas menangani kegiatan pengaturan selama keadaan darurat kesehatan masyarakat - sekarang akan menangani COVID-19 dan cacar monyet, kata regulator pada Rabu (27/7).

Gugus tugas akan menawarkan saran ilmiah, meninjau data ilmiah yang tersedia, dan mengoordinasikan studi pemantauan independen tentang intervensi, seperti vaksin Bavarian Nordic dan antivirus SIGA Technologies, yang digunakan untuk memerangi cacar monyet.

Cacar monyet adalah virus yang biasanya menyebabkan gejala ringan termasuk demam, nyeri dan lesi kulit berisi nanah. Orang biasanya cenderung pulih dengan sendirinya dalam dua hingga empat minggu, menurut WHO.

Pertama kali diidentifikasi pada monyet, virus ini ditularkan terutama melalui kontak dekat, dan biasanya endemik di Afrika.

Setelah laporan awal kasus Eropa pada bulan Mei, kasus telah membengkak menjadi lebih dari 16.000 dari lebih dari 75 negara. Lima kematian, yang semuanya terjadi di Afrika, telah dilaporkan sejauh ini.

Pada hari Selasa, lembaga kesehatan Inggris mendapatkan dana untuk mengembangkan pendekatan standar untuk menguji kinerja vaksin yang digunakan atau dalam pengembangan terhadap monkeypox.

Sangat sulit untuk memprediksi bagaimana wabah akan menyebar, kata Carlos Maluquer de Motes, yang menjalankan kelompok penelitian yang mempelajari biologi poxvirus di University of Surrey.

Belum ada penurunan jumlah kasus cacar monyet yang dikonfirmasi sejak awal wabah ... ini menunjukkan bahwa langkah-langkah kesehatan masyarakat yang diterapkan sejauh ini memiliki dampak minimal dan wabah itu tidak mungkin mati secara alami, katanya.