Junta Sebut Tahanan Myanmar yang Dieksekusi Pantas Mendapat Hukuman Mati

  • 27 Juli 2022 08:59:04
  • Views: 4

Supianto | Rabu, 27/07/2022 05:06 WIB

Junta

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta Februari. (Foto: AFP/File/STR)

YANGON, Jurnas.comJunta Myanmar menghadapi kecaman internasional atas hukuman mati pertama negara itu dalam beberapa dekade. Pihaknya menilai empat tahanan yang dieksekusi pantas mendapat hukuman mati.

Eksekusi yang diumumkan pada Senin (25/7) memicu kecaman dari seluruh dunia, meningkatkan kekhawatiran bahwa lebih banyak lagi yang akan mengikuti dan mendorong seruan untuk tindakan internasional yang lebih keras terhadap junta yang sudah terisolasi.

Juru bicara militer Zaw Min Tun bersikeras orang-orang itu diberi hak untuk membela diri sesuai dengan prosedur pengadilan.

Jika kita membandingkan hukuman mereka dengan kasus hukuman mati lainnya, mereka telah melakukan kejahatan yang seharusnya mereka dijatuhi hukuman mati berkali-kali, katanya pada konferensi pers reguler di ibu kota Naypyidaw, Selasa (26/7).

Mereka merugikan banyak orang yang tidak bersalah. Ada banyak kerugian besar yang tidak bisa diganti.

Ini adalah keadilan bagi rakyat, kata Zaw Min Tun.

Saya tahu itu akan menimbulkan kritik tetapi itu dilakukan untuk keadilan. Itu bukan masalah pribadi.

Para tahanan, termasuk seorang mantan anggota parlemen dari partai pemimpin terguling Aung San Suu Kyi, telah diizinkan untuk bertemu anggota keluarga melalui konferensi video, katanya, tanpa memberikan rincian.

Junta sebelumnya telah menolak kritik dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara barat atas hukuman mati.

Phyo Zeya Thaw, mantan anggota parlemen dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi dijatuhi hukuman mati pada Januari karena pelanggaran di bawah undang-undang anti-terorisme.

Aktivis demokrasi Kyaw Min Yu atau yang lebih lebih dikenal sebagai Jimmy menerima hukuman yang sama dari pengadilan militer. Dua pria lainnya dijatuhi hukuman mati karena membunuh seorang wanita yang mereka duga sebagai informan junta di Yangon.

Junta telah menghukum mati puluhan aktivis anti-kudeta sebagai bagian dari tindakan keras terhadap perbedaan pendapat setelah merebut kekuasaan tahun lalu, tetapi Myanmar tidak melakukan eksekusi dalam beberapa dekade.

Setelah paduan suara kecaman internasional pada hari Senin, termasuk dari PBB, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, ada kritik baru terhadap junta pada hari Selasa.

Blok Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yang telah memimpin upaya diplomatik untuk mengakhiri krisis, mengeluarkan teguran keras pada hari Selasa, menyebut eksekusi itu sangat tercela.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh ketua Kamboja saat ini, ia menuduh junta kurang berkeinginan untuk terlibat dengan upaya ASEAN untuk memfasilitasi dialog antara militer dan lawan-lawannya.

Di Bangkok, ratusan orang menggelar protes riuh di luar kedutaan Myanmar.

Beberapa memegang foto Ko Jimmy dan Phyo Zeya Thaw bersama Aung San Suu Kyi saat mereka meneriakkan Kami menginginkan demokrasi.

Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah mengecam eksekusi tersebut dengan menyebutnya sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Dia menyerukan peninjauan atas apa yang disebut konsensus lima poin yang disepakati oleh para pemimpin Asia Tenggara tahun lalu yang bertujuan meredakan krisis politik di Myanmar setelah kudeta.

Dia juga menuduh junta mengolok-olok rencana perdamaian ASEAN dan mengatakan rencana itu harus dilarang mengirim perwakilan politik ke pertemuan tingkat menteri internasional.

Kami berharap kami telah melihat eksekusi terakhir, katanya. Kami akan mencoba menggunakan saluran apa pun yang kami bisa untuk memastikan ini tidak akan terjadi lagi.

Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia di Myanmar, Tom Andrews, mengatakan hawatir eksekusi lawan junta tidak akan dilakukan sekali saja.

Ada setiap indikasi bahwa junta militer bermaksud untuk terus melakukan eksekusi terpidana mati, karena terus mengebom desa-desa dan menahan orang-orang yang tidak bersalah di seluruh negeri, katanya dalam sebuah wawancara, Senin.

Di kota terbesar Myanmar Yangon, keamanan diperketat di penjara tempat empat orang yang dieksekusi itu ditahan, kata sebuah kelompok hak asasi manusia pada hari Selasa, menyusul protes global dan demonstrasi oleh narapidana atas eksekusi tersebut.

Dua sumber mengatakan kepada Reuters sebuah protes telah terjadi di penjara. Portal berita Myanmar Now mengatakan beberapa narapidana telah diserang oleh otoritas penjara dan dipisahkan dari masyarakat umum.

Juru bicara penjara Insein Yangon dan departemen pemasyarakatan tidak menjawab telepon dari Reuters.

Pemerintah Persatuan Nasional bayangan Myanmar (NUG), yang disebut junta sebagai teroris, mendesak tindakan internasional yang terkoordinasi terhadap junta. Ia mengatakan, mereka yang dieksekusi mati syahid karena komitmen terhadap Myanmar yang bebas dan demokratis.

Sumber: CNA

TAGS : Junta Myanmar Eksekusi Mati Aktivitas Demokrasi PBB ASEAN

https://www.jurnas.com/artikel/121173/Junta-Sebut-Tahanan-Myanmar-yang-Dieksekusi-Pantas-Mendapat-Hukuman-Mati/
 
Sumber: https://www.jurnas.com/artikel/121173/Junta-Sebut-Tahanan-Myanmar-yang-Dieksekusi-Pantas-Mendapat-Hukuman-Mati/
Tokoh



Graph

Extracted

persons Aung San Suu Kyi,
companies ADA, Reuters,
organizations ASEAN,
parties PBB,
nations Amerika Serikat, Kamboja, Malaysia, Myanmar,
cases Teroris,