Bharada E Lugu, Culun, Mingkem

  • 27 Juli 2022 08:03:45
  • Views: 2

RM.id  Rakyat Merdeka - Akhirnya, seperti apa sosok Bharada E yang disebut-sebut dalam kasus polisi tembak polisi di rumah jenderal polisi itu, terungkap dengan jelas ke publik. Kemarin, Bharada E yang bernama lengkap Richard Eliezer Pudihang Lumliu itu, muncul di Komnas HAM. Tak segagah Brigadir J yang tewas ditembaknya, Bharada E nampak begitu lugu, culun dan lebih banyak mingkem.

Bharada E datang memenuhi panggilan  Komnas HAM yang tengah menggali penyebab kematian Brigadir J, pada Jumat (8/7) sore. Selain Bharada E, ada 4 lagi ajudan Kadiv Propam (nonaktif) Irjen Ferdy Sambo, yang hadir di Kantor Komnas HAM. 

Beda dengan 4 ajudan yang lain, Bharada E datang belakangan. 4 ajudan yang lain datang sekitar pukul 9.25 pagi, Bharada E datang setelah lewat jam makan siang. Tampilan Bharada E juga beda dan mencolok. 4 temannya datang berbarengan dan kompak memakai kemeja putih, Bharada datang sendiri dengan memakai kemeja hitam lengan pendek dan masker dengan warna yang sama. Ada tas ransel di pundaknya. 

Tak ada sepatah kata yang keluar dari mulut Bharada E saat turun dari mobil Kijang Inova warna hitam. Dengan wajah tertunduk, Bharada E berjalan cepat menuju gedung Komnas HAM. Berbagai pertanyaan yang diajukan wartawan, tidak ada 1 pun yang dijawab. 

Seperti apa sosok Bharada E? Dari tampilannya, ditaksir usia Bharada E tidak lebih dari 25 tahun. Tingginya sekitar 170 cm. Kulitnya sawo matang dengan potongan rambut klimis belah pinggir. Perawakannya juga biasa, tidak tegap, tapi juga tidak terlalu kurus. Meskipun tertutup masker, wajahnya jauh dari kesan angker. Sekilas, gayanya seperti generasi milenial saat ini. 

Dari semua ajudan Ferdy Sambo, Bharada E yang paling muda. Di kelas Tamtama, Bharada (Bhayangkara Dua) merupakan pangkat paling terendah. Lulusan SMU/sederajat akan mendapat gelar Bharada setelah menempuh pendidikan kepolisian selama 5 bulan. Di atas Bharada untuk kelas Tamtama, yakni Bhayangkara Satu (Bharatu), dan Bhayangkara Kepala (Bharaka). 

Berita Terkait : Bharada E Dan 5 Ajudan Sambo Kompak Pake Jurus Mingkem

Sedangkan Brigadir J, ada di atas Bhayangkara. Pasti juga ada di atas  Bharada E. Untuk mendapatkan pangkat Brigadir ini, harus mengikuti pendidikan kepolisian di kelas Bintara selama 7 bulan. Lulusan awal, akan mendapat pangkat Brigadir Dua (Bripda). Jenjang berikutnya adalah Brigadir Satu (Briptu) dan terakhir Brigadir Polisi (Brigpol). Saat tewas, Brijadir J berpangkat Brigpol. 

Kembali ke Bharada E. Sekitar 5 jam, Bharada E diperiksa Komnas HAM. Dia keluar dari Kantor Komnas HAM selepas Magrib. Sama seperti pertama kali datang, Bharada E mengunci mulutnya.  Bharada E pulang dengan pengawalan lebih ketat, bahkan lebih ketat dibandingkan saat dia datang. 

Seperti apa pemeriksaan Bharada E? Apa saja yang digali dari Bharada E? Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam menjelaskannya dengan rinci.

Anam mengatakan, pihaknya mencecar sejumlah pertanyaan kepada Bharada E. Terutama saat kejadian tembak menembak antara dirinya dengan Brigadir J. Sepanjang yang tadi kami periksa, Bharada E menjelaskan banyak hal. Salah satunya adalah soal menembak, kata Anam. 

 

Menurutnya, pertanyaan yang diajukan Komnas HAM bersifat terbuka. Tidak melebih-lebihi atau mengurangi. Penjelasannya yang kita harapkan adalah deskriptif. Tadi, makanya ini panjang sekali proses permintaan keterangannya karena jawabannya kami minta untuk deskriptif, tambahnya. 

Selian itu, pihaknya juga meminta Bharada E menggambarkan suasana saat Brigadir J tewas. Bahkan kami suruh minta menggambar posisi-posisinya, ungkap dia. 

Berita Terkait : Kunjungi Anak Korban Kebiadaban KKB Papua, Dudung Meleleh

Komnas HAM, lanjut Anam, juga bertanya pada Bharada E tentang hari sebelum Brigadir J meninggal dunia. Kami tanya semua apa yang terjadi, bagaimana peristiwanya, bahkan kondisinya kaya apa, itu salah satu yang penting, papar Anam. 

Namun, Komnas HAM belum bisa membuat kesimpulan dari pemeriksaan ini. Anam juga enggan menjelaskan apakah penjelasan dari Bharada E sama dengan kronologi versi polisi. Nanti akan kami munculkan di laporan akhir, tegasnya.

Lebih lanjut, Komnas HAM mengklaim telah mengantongi data tentang autopsi awal jenazah Brigadir J. Dokumentasi jenazah Brigadir J yang diperoleh tim investigasi Komnas HAM dari tim forensik yang melakukan autopsi awal, bisa menjadi bukti kasus ini terbongkar. Yang paling penting bagi Komnas HAM ialah, raw materials (bukti mentah), tegas Anam. 

Alumnus Universitas Brawijaya itu juga percaya, autopsi awal jenazah ajudan Brigadir J dilakukan pihak-pihak berkompeten. Kami lakukan proses ini dengan skenario Komnas HAM sendiri. Kami punya logika sendiri, punya jalan sendiri. Dan kami bisa diuji barengan, bagaimana prosesnya, cetus Anam. 

Autopsi Ulang Brigadir J

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebut tim khusus Polri sudah berangkat ke Jambi untuk persiapan mengikuti proses autopsi ulang terhadap jasad Brigadir J. Seluruh pihak terkait telah menyepakati melakukan autopsi ulang terhadap jasad Brigadir J, Rabu (27/7) atau hari ini. 

Berita Terkait : Banteng Untung, Banteng Buntung

Hari ini, semua tim sudah berangkat ke Jambi, terang Dedi, kemarin. 

Bersamaan dengan tim khusus, pihak lainnya seperti Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, dan Pusdokkes Polri, juga telah tiba di Jambi, kemarin. Ada tujuh dokter forensik yang akan terlibat dalam proses autopsi ulang Brigadir J. 7 orang dari PDFI, namanya saya tidak hafal, tandasnya. 

Mungkinkah kasus ini benar-benar bakal terungkap? Pengamat Pertahanan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Hermawan Sulistyo membeberkan pergunjingan para jenderal bintang atau Komjen yang ingin pensiun secara husnul khatimah. 

Sekarang publik percaya sajalah, karena yang saya dengar, para bintang tiga yang jadi anggota tim itu ngomong, Kami tidak mau akhir ujung karier kami ini terganggu (karena kinerja di kasus tewasnya Brigadir J), sebut Prof Kikiek, kemarin.


https://rm.id/baca-berita/nasional/134042/muncul-di-komnas-ham-bharada-e-lugu-culun-mingkem
 

Sumber: https://rm.id/baca-berita/nasional/134042/muncul-di-komnas-ham-bharada-e-lugu-culun-mingkem
Tokoh









Graph

Extracted

persons Choirul Anam, Dedi Prasetyo, Ferdy Sambo, Richard,
companies ADA,
ministries BRIN, Polisi,
ngos Komnas HAM,
institutions Universitas Brawijaya,
topics autopsi,
products KKB, masker,
nations Indonesia,
places JAMBI, PAPUA,
cases HAM,