PIKIRAN RAKYAT - Sepanjang Juli hingga September 2022 dilaporkan sebagai bulan-bulan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat Indonesia terhadap bencana hidrometeorologi.

Mengenai potensi bencana hidrometeorologi di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberi penjelasan.

Menurut BNPB, Indonesia akan mendapat bencana hidrometeorologi basah dan kering secara bersamaan.

Baca Juga: Ridwan Kamil Tegur Wagub Uu Buntut Kontroversi Ucapan Soal Kematian Bocah SD di Tasikmalaya

Dalam hal ini, sepanjang Juli hingga September 2022 akan ada daerah Indonesia yang terkena banjir bandang, yang bersamaan waktunya dengan kebakaran hutan di daerah lainnya.

Potensi bencana juga semakin meningkat pada periode Juli, Agustus dan mungkin awal September, ujar Abdul Muhari, Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara News.

Pada waktu yang bersamaan, kita akan mengalami hidrometeorologi basah, banjir banjir bandang, tanah longsor, sekaligus juga hidrometeorologi kering, kebakaran hutan dan kekeringan, ujarnya menambahkan.

Baca Juga: Prihatin, Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Jabar Meningkat

Lebih lanjut, BNPB menyebut prediksi bencana hidrometeorologi sudah terlihat sejak 18-24 Juli 2022.

Dalam detailnya, frekuensi bencana pada minggu sebelumnya didominasi banjir bandang.