KBRN, Jakarta: Kecelakaan maut yang melibatkan truk tangki Pertamina di Jalan Raya Alternatif Transyogi Cibubur pada Senin, 18 Juli 2022 lalu, menyebabkan 10 orang meninggal dan lima korban mengalami luka-luka. 

Kecelakaan tersebut menjadi perhatian banyak perusahaan agar memelihara kendaraan operasional dengan keadaan aman dan nyaman.

Salah satunya alat angkut darat yang dimiliki perusahaan pengolah limbah bahan beracun berbahaya (B3)  PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) umumnya berupa truk dari ukuran kecil hingga besar. 

Sedikitnya PPLI memiliki lebih dari  70 armada angkut Limbah B3. Pihak perusahaan tetap memperhatikan keselamatan pengendara dan peforma mesin kendaraan dengan selalu melakukan perawatan. 

Perusahaan angkutan barang Hino tengah melakukan pelatihan dan perawatan atau safety driving untuk para pengemudi angkutan perusahaan. 

Kami lihat PPLI sangat fokus, tidak hanya memastikan kelaikan jalan kendaraan dalam mengangkut limbah berbahaya. Tapi juga fokus meningkatkan kemampuan drivernya, ujar Kepala Divisi Pusat Pelatihan Hino, Pieter Andre, lewat keterangannya, Senin (25/7/2022). 

Ketua Lembaga Pelatihan Kerja dan Sertifikasi Profesi (LPK LSP) Hino ini juga melihat armada yang di miliki perusahaan harus bagus dan terawat.  

Penggunaan APD Drivernya juga harus baik. Ini bisa menjadi contoh bagaimana harusnya perusahaan dalam mengoperasionalisasikan kendaraan angkutan limbah B3, ungkapnya. 

Kegiatan ini nantinya akan melibatkan Kementerian Perhubungan untuk dibuatkan sertifikasi pengemudi angkutan  perusahaan limbah B3. 

Sementara itu Manager Humas PPLI, Arum Tri Pusposari menegaskan komitmen perusahaan dengan mengutamakan keselamatan dalam proses pengangkutan limbah B3, baik pengemudi, kendaraan maupun lingkungan yang dilalui kendaraan tersebut.

Transportasi limbah B3 kita dilengkapi GPS (Global Positioning System') untuk memantau pergerakan kendaraan. Pemantauan dari pusat kontrol juga terhubung dengan para drivernya guna memastikan limbah aman sampai tujuan. Ada SOP (Standart Operational procedure) yang harus diikuti setiap driver dan co-driver saat menjalankan kendaraan itu, ujar Arum.*