Presiden Timor Leste Menilai NU dan Muhammadiyah Layak Raih Nobel Perdamaian

  • 23 Juli 2022 11:14:52
  • Views: 4

TIMESINDONESIA, JAKARTAPresiden Timor Leste Jose Ramos Horta menilai, NU dan Muhammadiyah memiliki peran penting dalam menyuarakan perdamaian. Oleh karenanya, dua ormas Islam ini pantas dicalonkan sebagai kandidat peraih Nobel Perdamaian.

“Saya melihat sejak dahulu, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah mempunyai peran yang sangat penting dalam menyuarakan perdamaian, kata Jose Ramos-Horta di kantor PBNU Jakarta kemarin.

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya pun menyambut baik rencana pencalonan NU dan Muhammadiyah sebagai kandidat peraih nobel perdamaian oleh Presiden Ramos Horta. “Kami berterima kasih untuk tadi, kata Gus Yahya dalam pernyataannya.

Dinilai Sangat Layak

Sementara itu, tokoh Muhammadiyah Sudarnoto Abdul Hakim mengaku, pihaknya menyambut baik usulan Ramos Horta tersebut.

Sebagai seorang penerima hadiah Nobel sudah barang tentu Ramos Horta sangat mengerti dan bahkan menghayati betul alasan fundamental di balik ide Nobel untuk Muhammadiyah dan NU ini, katanya kepada TIMES Indonesia Sabtu (23/7/2022).

Diketahui, Ramos Horta sendiri adalah sebagai peraih Nobel Perdamaian 1966. Sudarnoto menjelaskan, Muhammadiyah dan NU memang sangat layak untuk menerima hadiah Nobel yang sangat prestius ini.

Pemberian hadiah Nobel ini lanjut ketua MUI itu, sudah tentu bukan saja sekedar merupakan apresiasi biasa yang diberikan kepada seseorang atau organisasi Islam seperti Muhammadiyah dan NU.

Lebih dari itu, pemberian ini diharapkan menjadi sumber inspirasi bagi siapa saja untuk secara konsisten memberikan sesuatu yang terbaik bagi kemanusiaan dan bangsa.

Muhammadiyah dan NU menurutnya adalah organisasi civil society Islam tertua di Indonesia yang sejak kehadiran pertama kalinya telah mendedikasikan dirinya untuk mewujudkan kemaslahatan.

Watak dasar keislaman yang Washoti yang terus dikembangkan telah menempatkan kehadiran dan kiprah Muhammadiyah dan NU menjadi selalu relevan.

Tidak saja bersesuaian dan sejalan dengan Pancasila, Washotiyatul Islam ini bahkan dirasakan telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat luas untuk mengangkat derajat dan harkat kemanusiaan, menciptakan dan memperkokoh keadilan, harmoni dan perdamaian, dan melawan segala bentuk esktrimisme.

Ia menjelaskan, masyarakat secara global saat ini memang sedang menghadapi masalah yang sangat kompleks antara lain pelanggaran terhadap HAM, ketimpangan sosial ekonomi (global injustice), pertentangan atau konflik yang berkepanjangan dengan berbagai akibatnya, dan ekstrimisme sosial, ideologi politik dan agama. 

Kata dia, beruntung di Indonesia ada Muhammadiyah dan NU yang telah dan secara terus menerus memainkan peran-peran strategis mengangkat martabat manusia antara lain melalui pendidikan dan agama, mengembangkan berbagai program aksi untuk pemberdayaan manusia dan program-program ekonomi keumatan, menciptakan harmoni sosial, memperkokoh perdamaian serta melawan segala bentuk ekstrimisme.

Karena itulah, atas jasa besar yang telah diberikan, maka Muhammadiyah dan NU sangat layak mendapatkan apresiasi berupa Nobel. Apresiasi Nobel ini tentu bukan untuk bangga-banggaan, akan tetapi justru untuk mendorong agar spirit memberikan yang terbaik bagi bangsa dan kemanusiaan haruslah terus dilakukan oleh banyak pihak, ujarnya. (*)

**) Dapatkan update informasi pilihan setiap hari dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Caranya, klik link ini dan join. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di HP.


https://www.timesindonesia.co.id/read/news/419895/presiden-timor-leste-menilai-nu-dan-muhammadiyah-layak-raih-nobel-perdamaian

Sumber: https://www.timesindonesia.co.id/read/news/419895/presiden-timor-leste-menilai-nu-dan-muhammadiyah-layak-raih-nobel-perdamaian
Tokoh



Graph

Extracted

persons Abdul Hakim,
companies ADA, Google, Telegram,
organizations Muhammadiyah, NU, PBNU,
institutions MUI,
religions Islam,
products Pancasila,
nations Indonesia, Timor Leste,
places DKI Jakarta,
cases HAM,