JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan empat pegawai sekaligus auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Eks Sekretaris Dinas PUTR Sulsel, Edy Rahmat sebagai tersangka dalam lanjutan penyidikan terkait dugaan suap pemeriksaan laporan keuangan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pada Dinas PUTR TA 2020.
Kasus ini merupakan pengembangan kasus dari dugaan suap dan gratifikasi yang sebelumnya menjerat Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah.
BACA JUGA:Tawuran Maut Tamansari Ternyata Berawal dari Media Sosial
Pelaku Edy Rahmat diduga kuat menyuap para auditor untuk memuluskan laporan keuangam Pemprov Sulsel pada Dinas PUTR TA 2020.
Pengumpulan alat bukti saat ini masih berjalan di antaranya dengan melakukan upaya paksa penggeledahan dan penyitaan disertai dengan pemanggilan berbagai pihak sebagai saksi, ujar Plt Jubir KPK, Ali Fikri, kepada wartawan, Jumat (22/7/2022).
BACA JUGA:AS Laporkan Kasus Polio Pertama dalam Hampir 10 Tahun
Lembaga antirasuah tersebut masih belum bisa membeberkan identitas para pihak yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
KPK akan mengumumkan pihak-pihak yang ditetapkan sebagai Tersangka, uraian dugaan perbuataan pidana dan pasal-pasal yang disangkakan ketika penyidikan perkara ini telah cukup yang dilanjutkan dengan upaya paksa penangkapan dan penahanan, jelas Ali.
Awal pengembangan kasus itu mengemuka dari upaya tim KPK yang menggeledah kantor Dinas PUTR Sulawesi Selatan pada Kamis (21/7/2022).
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyebut kasus baru yang ditangani pihaknya saat ini terkait dugaan rasuah proses audit. KPK menduga terjadi praktik suap terkait proses audit.
Ini pengembangan dan kita ketahui ternyata ada aliran uang, ada permintaan uang terkait dengan proses audit kan seperti itu, ucap Alexander Marwata.
