BI Pertahankan Tingkat Suku Bunga

  • 21 Juli 2022 18:31:50
  • Views: 1

KBRN, Jakarta: Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan tetap mempertahankan tingkat suku bunga.

Di antaranya suka bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3.5 persen, Deposit Facility 2.75 persen, dan Lending Facility sebesar 4.25 persen. 

“Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi inti yang masih terjaga di tengah risiko dampak perlambatan ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri, ujar Gubernur BI Perry Warjiyo saat menyampaikan hasil RDG BI, Kamis (21/7/2021).

Meski demikian, Perry mengatakan, BI terus mewaspadai risiko kenaikan ekspektasi inflasi dan inflasi inti ke depan. Caranya dengan memperkuat koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dan instansi terkait, melalui Tim Pengendalian Inflasi (TPIP dan TPID) untuk mengelola tekanan inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi serta mendukung ketahanan pangan.

“Ke depan, tekanan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) diprakirakan meningkat, didorong oleh kenaikan harga energi dan pangan global. Inflasi IHK pada 2022 diprakirakan lebih tinggi dari batas atas sasaran, dan kembali ke dalam sasaran 3 plus minus 1 persen pada 2023, ujar Perry.

Ditelankannya, BI menentukan besaran tingkat suku bunga berdasarkan pada perkiraan inflasi ke depan, khususnya inflasi inti dan implikasinya pada pertumbuhan ekonomi.

Inilah pertimbangan-pertimbangan yang kita sebut antara stabilitas dan growth (pertumbuhan), tegas Perry.

Dari laporan BI secara tahunan, inflasi IHK Juni 2022 tercatat 4.35 persen , lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 3.55 persen. 

Sementara inflasi inti tetap terjaga sebesar 2.63 persen, sedangkan inflasi kelompok volatile food meningkat, terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan global dan terganggunya pasokan akibat cuaca. 

Adapun inflasi kelompok administered prices juga masih tercatat tinggi, dipengaruhi oleh inflasi angkutan udara dan energi.

Bank Indonesia, lanjut Perry, akan memperkuat respons bauran kebijakan moneter. Baik melalui stabilisasi nilai tukar rupiah, penguatan operasi moneter, dan suku bunga. 

Dijelaskannya, bauran kebijakan yang dilakukan BI antara lain memperkuat operasi moneter sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi risiko kenaikan ekspektasi inflasi dan inflasi inti melalui kenaikan struktur suku bunga di pasar uang dan penjualan SBN di pasar sekunder.

“Selain itu, juga memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai bagian untuk pengendalian inflasi melalui intervensi ​​di pasar valas yang didukung dengan penguatan operasi moneter, imbuh Perry.

Sementara itu, analis pasar modal Ibrahim Assuaibi mengatakan, keputusan BI mempertahankan suku bunga 3.5 persen sesuai dengan harapan pasar. 

Menurutnya, itu adalah hal yang mutlak harus dilakukan karena kondisi perekonomian Indonesia saat ini cukup bagus. Begitu pula kondisi neraca perdagangan masih cukup bagus, cadangan devisa tinggi, dan indeks manufaktur juga masih di atas 50. 

“Ini mengindikasikan, apa yang terjadi secara global dimana terjadi inflasi yang cukup tinggi dan Bank Sentral kebanyakan negara menaikkan suku bunga, situasinya berbeda jauh dengan di kawasan Asia terutama di Indonesia. Karena Indonesia saat ini salah satu negara yang cukup kuat fundamental ekonominya, papar Ibrahim.

Indonesia masih mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga komoditas global, terutama komoditas unggulan seperti minyak sawit mentah, batu baru, timah dan nikel. Sehingga neraca perdagangan Indonesia terus membukukan surplus. 

Tapi, Ibrahim memprakirakan BI baru akan menaikkan suku bunga di bulan September. 

“Itupun setelah melihat inflasi di kuartal ketiga. Seandainya mengalami kenaikan yang signifikan, baru akan menaikkan suku bunga, pungkas Ibrahim.


https://rri.co.id/ekonomi/1546961/bi-pertahankan-tingkat-suku-bunga?utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General%20Campaign

Sumber: https://rri.co.id/ekonomi/1546961/bi-pertahankan-tingkat-suku-bunga?utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General%20Campaign
Tokoh





Graph

Extracted

persons Ibrahim Assuaibi, Perry Warjiyo,
ministries BI,
topics neraca perdagangan,
products SBN, timah,
nations Indonesia,
places DKI Jakarta, rupiah,