PIKIRAN RAKYAT - Bank Indonesia kemungkinan akan mempertahankan suku bunga pada rekor terendah pada hari Kamis.

Namun, satu dari tiga ekonom memperkirakan kenaikan 25 basis poin untuk menopang mata uang rupiah dan menjaga arus keluar modal akibat dari kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang agresif.

Dihadapkan inflasi yang relatif rendah saat ini, Bank Indonesia akan menunggu setidaknya satu bulan lagi sebelum bergabung dengan bank sentral lain untuk menaikkan suku bunga.

Minggu lalu, Bank Sentral Filipina dan Singapura mengejutkan pasar dengan memperketat kebijakan moneter di luar siklus, sementara Kanada memberikan kenaikan suku bunga 100 basis poin.

Baca Juga: Link Video Dewasa Jeje 'Artis Sudirman' dan Muammar Saddam Diburu Netizen, Konten Dinilai Tidak Sesuai Umur

Meskipun inflasi Indonesia naik ke level tertinggi dalam lima tahun terakhir pada Juni, di angka 4,35 persen, BI tetap jadi salah satu dari sedikit bank sentral di Asia yang tidak menaikkan suku bunga dari rekor terendah yang disebabkan oleh pandemi.

Dalam jajak pendapat 11-18 Juli, sekitar 60 persen ekonom mengatakan bank sentral akan mempertahankan patokan tingkat pembelian kembali dalam tujuh hari sekitar 3,50 persen pada 21 Juli 2022. Sementara itu, sebelas ekonom lainnya memperkirakan kenaikan 25 basis poin.

Bank Indonesia diperkirakan akan menahan suku bunga acuan minggu ini, mengutip angka inflasi inti yang terkendali dan surplus perdagangan yang kuat memberikan dukungan terhadap rupiah, kata ekonom senior DBS, Radhika Rao.

Menurutnya, BI akan fokus pada inflasi inti yang berada di 2,63 persen, jauh dalam kisaran 2 persen hingga 4 persen. Namun, sejumlah ekonom memperkirakan suku bunga akan segera mendekati 4,0 persen.