Aspirasi itu disampaikan oleh gabungan elemen Serikat Petani Indonesia Jambi(SPI),Gerakan mahasiswa Petani Indonesia Jambi (Gema Petani Jambi), serta Partai Buruh Jambi.

Ketua EXCO Partai Buruh Provinsi Jambi Sarif menyampaikan, aspirasi itu penting disuarakan karena pemerintah daerah dan juga perpanjangan tangan Pemerintah Pusat.

Setidaknya, Sarif bersama kawan-kawannya membawa lima tuntutan, yakni pertama selesaikan konflik agraria dan wujudkan reforma agraria sejati di Jambi; kedua hentikan kriminalisasi dan intimidasi kepada petani; ketiga penuhi hak-hak buruh di Jambi.

Serta perbaiki pengelolaan sistem perkelapasawitan dan naikan harga beli kelapa sawit petani, dan hentikan pembahasan dan gagalkan omnibuslaw UU Cipta Kerja, kata Sarif dalam keterangannya, Senin (18/7).

Tuntutan buruh itu tidak boleh ada orang yang kelaparan di negri yang kaya, imbuhnya menekankan.

Ditambahkan Ketua DPW SPI Jambi, Sarwadi, dia menekankan kepada para pihak terkait untuk segera melaksanakan apa yang menjadi tuntutan mereka.

Bagi kalangan petani, kata dia, masih ada kejadian konflik atas perampasan lahan petani untuk perkebunan. Tentunya, hal ini penting untuk segera diselesaikan.

Karena dengan tanah kami merdeka atas kehidupan kami untuk menjadikan masyarakat berdaulat atas pangan. Mayoritas petani kebun sawit juga ikut bersama untuk menyuarakan ketimpangan dalam pengelolaan sistem perkelapasawitan untuk petani, tandasnya.