KKB Teroris Kembali Bunuh Warga Sipil, Pengamat: Jangan Dibiarkan Berlarut-larut!

  • 18 Juli 2022 18:46:38
  • Views: 5

JAKARTA – Pengamat Pertahanan dan Keamanan Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menyesalkan adanya peristiwa penembakan 10 warga oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) teroris di Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu, 16 Juli 2022.

(Baca juga: 10 Tewas, Begini Kebiadaban KKB Teroris Tembak Mati Ustadz hingga Pendeta di Nduga)

Ketua DPP Partai Perindo Bidang Hankam dan Cyber Security ini meminta, kejadian di Papua tersebut tentunya harus didalami dan dievaluasi. Masalah ini juga tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena akan menurunkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

“Indikasi lemahnya sinergitas dalam pengelolaan masalah keamanan mengharuskan peranan Menko Polhukam untuk lebih intesif bekerja, ujar Nuning sapaan akrabnya, Senin (18/7/2022).

Atas seringnya kejadian pembantaian, tentu saja pemerintah kata dia juga harus siap dengan segala konsekuensi dan implikasinya.

Hal yang harus secara serius diterapkan adalah membangun kepercayaan rakyat melalui komunikasi yang lebih baik. Selain itu, penting untuk melakukan propaganda dan kontra propaganda yang terukur, efektif, efesien dan tepat sasaran. Melalui hal tersebut, maka konstruksi sosial-politik yang membentuk opini publik dapat meminimalisir dukungan kepada kelompok insurgensi (KKB/KST).

“Pihak KST tersebut kerap melakukan propaganda dengan media lokal dan internasional, serta mobilisasi massa dan demonstrasi dengan mengeksploitasi isu ketimpangan pembangunan, referendum, pelanggaran HAM,ulasnya.

Kedepan kata dia perlu diimbangi dengan komunikasi yang intens dengan pemda, MPR, DPR Papua , termasuk terkait pengungsi pihak sipil yang tak berdosa. Tentu mereka dicekam ketakutan juga, hal ini harus ditanggulangi. Penyelesaian masalah Papua seyogyanya tidak dikelola berdasarkan dendam satu ke dendam yang lain.

Menurutnya, gerakan separatisme di Papua memiliki jaringan yang sangat fragmented. Artinya, tidak terdapat satu komando yang terstruktur dan setiap kelompok memiliki pimpinan sendiri.

Organisasi yang structure-less ini disebabkan faktor sosial budaya pada masyarakat Papua yang masih kental dengan semangat primordial kesukuan. Lembaga Adat sangat berperan di Papua.

“Memang mengherankan segala pendekatan ipoleksosbud sudah dilakukan oleh pemerintah tapi masih saja Papua tak kunjung usai masalahnya. Hal itu dikarenakan masih adanya pemantik yang bersifat pragmatis didalam tubuh KKB atau KST, bebernya.

Oleh karena itu, kata Nuning harus ada penanganan intens juga untuk hal terkait pihak pro otsus versus pihak kontra otsus yang paralel.

Hal ini tentu juga semakin naik intensitasnya setelah adanya pemekaran bertambah di Papua. Pro Otsus menginginkan Revisi terbatas dilengkapi dengan Prolegnas 2021. Pihak Kontra Otsus beranggapan Otsus gagal dan berharap revisi UU Otsus dan menginginkan referendum untuk menentukan masa depan Papua.

“KKB/KST itu ada yang ideologis dan keras, ada yang sudah tergalang dan pro NKRI ( serangan mereka bersifat pragmatis), ada juga yang terafiliasi politik ( penyerangan untuk memberi kesan negara gagal tangani Papua),ungkapnya.

“Jaringan bersenjata ini beranggotakan masyarakat yang terikat kesukuan dengan persenjataan terbatas. Sumber utama pengadaan senjata melalui perampasan dan pencurian senjata aparat TNI dan Polri, serta membeli dari jaringan penjualan senjata dari PNG dan Filipina Selatan, tutup Nuning.


https://nasional.okezone.com/read/2022/07/18/337/2631778/kkb-teroris-kembali-bunuh-warga-sipil-pengamat-jangan-dibiarkan-berlarut-larut?page=1

Sumber: https://nasional.okezone.com/read/2022/07/18/337/2631778/kkb-teroris-kembali-bunuh-warga-sipil-pengamat-jangan-dibiarkan-berlarut-larut?page=1
Tokoh

Graph

Extracted

companies ADA,
ministries DPR RI, MPR RI, TNI,
parties Perindo,
topics NKRI, Pelanggaran HAM, Prolegnas, UU Otsus,
products KKB,
nations Filipina,
places DKI Jakarta, PAPUA,
cases HAM, pencurian, penembakan, Teroris,