Tekan Angka Kematian Hewan Akibat PMK, DPR Ingatkan Pemerintah Tingkatkan Sinergi dengan Daerah

  • 17 Juli 2022 21:15:02
  • Views: 4

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua DPR RI Puan Maharani meminta agar sistem penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak diperbaiki. Pemerintah diingatkan agar melakukan semacam tes antigen atau polymerase chain reaction (PCR) bagi hewan yang menjadi suspect PMK.

Perbaikan sistem penanganan PMK perlu dilakukan karena sejauh ini petugas dinas kesehatan hewan yang bertugas di lapangan dan peternak melakukan pemeriksaan hanya berdasarkan pengamatan gejala klinis yang tampak dari fisik hewan ternak.

Perlu ada evaluasi terhadap sistem penanganan PMK di seluruh wilayah Indonesia. Karena deteksi PMK pada hewan ternak yang tidak optimal berdampak pada penyebaran virus PMK yang semakin masif, kata Puan, Minggu (17/7/2022).

Deteksi dini terhadap hewan ternak yang menjadi suspect PMK dilakukan dengan menggunakan tes antigen atau PCR seperti halnya penanganan Covid-19 pada manusia. Dengan deteksi yang akurat, hewan ternak yang terpapar PMK dapat segera diketahui meski belum menunjukkan gejala fisik.

Dengan begitu, pencegahan penyebaran dapat cepat-cepat dengan melakukan karantina terhadap hewan ternak yang sakit. Diingatkan pula agar pemerintah belajar pengalaman saat virus Covid-19 merebak. Dimana pencegahan lewat deteksi dini dapat mengurangi penyebaran virus.

Apalagi, Pemerintah telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Nasional Penanganan PMK yang dikoordinasikan oleh BNPB dan terintegrasi dengan beberapa lembaga serta kementerian. Puan meminta Satgas Penanganan PMK menggalakkan testing terhadap hewan ternak.

Termasuk juga melakukan random sampling kepada hewan-hewan ternak, khususnya di daerah yang sudah masuk dalam zona merah PMK, kata Ketua DPR.

Puan Maharani mendorong Satgas mengintensifkan prosedur pengobatan dan karantina bagi hewan yang terjangkit PMK. Selanjutnya, hewan segera divaksinasi apabila telah dinyatakan sembuh. Sebab belum ada obat yang dapat mengatasi PMK, sehingga peningkatan antibodi hewan jadi cara terbaik.

Pemberian vitamin kepada hewan ternak harus sejalan dengan program vaksinasi, tutur Puan.

Sementara itu untuk hewan yang mati akibat PMK, ia menekankan soal prosedur stamping out atau pemusnahan agar langsung dilakukan. Berikut sosialisasi secara masif mengenai cara penanganan terhadap hewan ternak yang terinfeksi PMK namun diputuskan untuk dipotong.

Pastikan masyarakat tahu bahwa daging dari hewan ternak yang sakit PMK masih bisa dikonsumsi selama pemotongan dilakukan dengan prosedur khusus dan diolah secara benar, ungkapnya.

Berdasarkan data laman siagapmk.id, per hari ini total hewan ternak yang terpapar PMK mencapai 367.146 ekor. Kemudian hewan yang sudah sembuh sebanyak 140.970 ekor, hewan ternak mati 2.447 ekor, dan yang belum sembuh 140.970 ekor.

Jumlah tersebut tersebar di 22 provinsi dan 250 kabupaten/kota untuk jenis hewan sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi. Adapun cakupan vaksinasi sudah dilakukan terhadap 498.893 hewan ternak.

Hanya saja untuk Provinsi Kepulauan Riau dan Sulawesi Selatan, angka vaksinasi PMK masih 0. Padahal, kasus penyakit mulut dan kuku atau PMK di Sulsel terus meluas penyebarannya dengan total sudah 173 hewan ternak yang terpapar dan provinsi tersebut kini masuk zona merah karena penyebaran kasusnya ditemukan di beberapa daerah.

DPR mendorong Pemerintah pusat meningkatkan sinergi dengan Pemerintah Daerah. Vaksinasi PMK perlu dipercepat agar jumlah hewan ternak yang mati dapat ditekan sesedikit mungkin, ujar Puan Maharani. (*)

**) Dapatkan update informasi pilihan setiap hari dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Caranya, klik link ini dan join. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di HP.


https://www.timesindonesia.co.id/read/news/419005/tekan-angka-kematian-hewan-akibat-pmk-dpr-ingatkan-pemerintah-tingkatkan-sinergi-dengan-daerah

Sumber: https://www.timesindonesia.co.id/read/news/419005/tekan-angka-kematian-hewan-akibat-pmk-dpr-ingatkan-pemerintah-tingkatkan-sinergi-dengan-daerah
Tokoh



Graph

Extracted

persons Puan Maharani,
companies ADA, Google, Telegram,
ministries BNPB, Dinkes, DPR RI,
events vaksinasi,
products daging, PCR, vitamin,
nations Indonesia,
places DKI Jakarta, KEPULAUAN RIAU, RIAU, SULAWESI SELATAN,
cases covid-19, zona merah,
animals Babi, Domba, Kambing, Sapi,