Kisah Adipati Priangan Dipenggal Kepalanya di Alun-Alun Mataram, Dianggap Gagal Emban Misi

  • 17 Juli 2022 04:46:33
  • Views: 10

JAKARTASultan Agung dari Kerajaan Mataram Islam mencoba menaklukkan Banten yang dikuasai VOC Belanda dengan segala cara. Hal ini dikarenakan Sultan Agung memiliki harapan untuk menguasai Banten.

Demi tujuannya ini, Sultan Agung memerintahkan Adipati Ukur, untuk membantunya menyerang VOC di Batavia pada 1628 Masehi. Menurut kisah dalam buku Hitam Putih Kekuasaan Raja - Raja Jawa Intrik, Konspirasi Perebutan Harta, Tahta, dan Wanita, karya Sri Wintala Achmad, misi itu dilakukan demi memperlebar kekuasaan Kerajaan Mataram Islam.

Sebagai bawahan, Adipati Ukur yang kala itu Bupati Wedana Priangan, melaksanakan perintah Sultan Agung. Namun ia mengalami kegagalan saat menyerang pasukan VOC. Akibatnya, Adipati Ukur tak berani menghadap ke Sultan Agung. Ia takut bila dipenggal kepalanya.

Baca juga: Kegagalan Misi Mataram Sebarkan Islam di Bekas Wilayah Majapahit

Selanjutnya Adipati Ukur dan pasukannya bersembunyi di kawasan Gunung Lumbung yang sekarang masuk wilayah Bandung. Pembangkangan Adipati Ukur ini dilaporkan oleh seorang panglima Mataram kepada Sultan Agung.

Baca juga: Mengapa Sultan Agung dari Mataram Gagal mengusir VOC dari Batavia?

Sontak penguasa Mataram saat itu marah besar, ia mengutus pasukannya untuk mencari Adipati Ukur dan menangkapnya. Pasukan Mataram pun berangkat menuju Gunung Lumbung sebagaimana laporan intelijen Mataram, mengenai tempat persembunyian Adipati Ukur.

Perang pun terjadi saat pasukan Mataram bertemu dengan pasukan Adipati Ukur di Gunung Lumbung. Singkat cerita, Adipati Ukur dapat ditangkap dan dibawa ke Cirebon pada 1632 Masehi.

Dari Cirebon ini, Adipati Ukur dibawa ke Mataram untuk dihadapkan ke Sultan Agung. Dikarenakan sudah murka, Sultan Agung menjatuhkan hukuman mati dengan cara dipenggal kepalanya di alun - alun.

Sepeninggal Adipati Ukur, Sultan Agung menyerahkan jabatan bupati wedana Priangan kepada Pangeran Adipati Rangga Gede, yang telah bebas dari hukumannya. Selain itu, Sultan Agung juga melakukan reorganisasi pemerintahan di Priangan untuk memberikan stabilitas situasi dan kondisi di daerah itu.

Kekuasaan Mataram di Sunda semakin kokoh saat diperintah Pangeran Adipati Rangga Gede. Di wilayah pesisir utara, banyak pasukan Mataram yang tidak kembali ke Mataram dan lebih memilih untuk menikahi penduduk setempat.

Mereka lebih memilih membuka lahan persawahan terutama di daerah Karawang. Ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan hidup dan mata pencaharian utama. Hal ini pula yang mungkin menyebabkan daerah Karawang terkenal sebagai lumbung padi di Jawa Barat.

 Baca Selengkapnya: Gagal Emban Misi Sultan Agung, Kepala Adipati Priangan Dipenggal di Alun-alun Mataram


https://nasional.okezone.com/read/2022/07/16/337/2630750/kisah-adipati-priangan-dipenggal-kepalanya-di-alun-alun-mataram-dianggap-gagal-emban-misi?page=1

Sumber: https://nasional.okezone.com/read/2022/07/16/337/2630750/kisah-adipati-priangan-dipenggal-kepalanya-di-alun-alun-mataram-dianggap-gagal-emban-misi?page=1
Tokoh

Graph

Extracted

religions Islam,
topics konspirasi,
nations Belanda,
places BANTEN, DKI Jakarta, JAWA BARAT, NUSA TENGGARA BARAT,
cities bandung, Cirebon, Gunung, Karawang, Mataram,