Tekan Inflasi, Bank Sentral di Berbagai Negara Naikkan Suku Bunga

  • 15 Juli 2022 09:18:29
  • Views: 6

MerahPutih.com - Berbagai negara di dunia tengah bertarung untuk mengendalihan inflasi yang tinggi karena dipicu naiknya harga pangan serta energi, akibat serangkaian sanksi yang diberikan pada Rusia.

Bank-bank sentral melakuan penyesuaikan kebijakan moneternya untuk mengendalikan inflasi yang sangat tinggi dengan menaikkan suku bunga secara agresif yang meningkatkan risiko resesi global. Inflasi yang naik signifikan ini juga didorong rantai pasokan yang terganggu oleh pandemi COVID-19.

Baca Juga:

Bank Sentral Singapura Perketat Kebijakan Moneter Demi Melawan Inflasi

Bank sentral Kanada pada Rabu (13/7) menaikkan suku bunga pinjaman overnight sebesar 100 basis poin dalam upayanya untuk meredam inflasi, mengejutkan pasar dan menjadi negara G7 pertama yang melakukan kenaikan agresif dalam siklus ekonomi ini.

Bank sentral Kanada menaikkan suku bunga kebijakan menjadi 2,5 persen dari 1,5 persen, kenaikan suku bunga terbesar dalam 24 tahun, dan mengatakan kenaikan lebih lanjut akan diperlukan.

Lalu, bank sentral Filipina, yang mengejutkan dengan kenaikan di luar siklus 75 basis poin, sementara bank sentral Singapura juga memperketat kebijakan moneternya dalam langkah di luar siklus.

Komisi Eropa telah memangkas perkiraan untuk pertumbuhan ekonomi di zona euro untuk tahun ini dan berikutnya serta merevisi perkiraan inflasi pada Kamis (14/7), sebagian besar karena dampak perang di Ukraina.

Inflasi diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 7,6 persen sebelum jatuh ke 4,0 persen pada tahun 2023. Pada Mei, Komisi telah memperkirakan harga di zona euro akan naik 6,1 persen tahun ini dan 2,7 persen pada tahun 2023.

Bank Sentral Eropa (ECB) berdiri di samping bank sentral Jepang sebagai dua bank sentral ekonomi maju sejauh ini tidak menanggapi inflasi dengan kenaikan suku bunga.

Untuk ECB, setidaknya, yang tampaknya akan berubah minggu depan, dengan pejabat di sana diposisikan untuk menaikkan suku bunga kebijakan mereka sebesar 25 basis poin dalam kenaikan pertama mereka sejak 2011. Peningkatan lain diperkirakan pada September.

Sementara itu, di Inggris investor pada Kamis (14/7) memperkirakan peluang sekitar 83 persen bagi bank sentral Inggris mengumumkan kenaikan setengah poin yang jarang terjadi pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 4 Agustus.

Di Swedia, data pada Kamis (14/7) menunjukkan inflasi tahunan tertinggi sejak 1991, jauh di atas perkiraan bank sentral dan menyebabkan investor bertaruh akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang direncanakan, termasuk pergerakan 75 basis poin pada September.

Di Amerika Serikat, setidaknya ada beberapa indikasi bahwa pendorong besar kenaikan inflasi terbaru, yakni biaya makanan dan energi, sudah agak mereda. Harga bensin, misalnya, telah turun lebih dari 8,0 persen pada bulan lalu dan beberapa tekanan harga pangan juga berkurang.

Harga gandum, minyak kedelai, bahkan solar dalam periode terakhir telah turun dari harga beberapa bulan yang lalu, kata Kepala Eksekutif Conagra Brands Inc Sean Connolly.

Investor di Amerika Serikat memperdebatkan apakah Federal Reserve sekarang perlu memberikan kenaikan suku bunga 100 basis poin yang sangat besar, terbesar sejak 1980-an, pada pertemuan mendatang pada 26-27 Juli. (*)

Baca Juga:

Inflasi dan Pasokan Energi Kian Mengkhawatirkan


https://merahputih.com/post/read/tekan-inflasi-bank-sentral-di-berbagai-negara-naikkan-suku-bunga

Sumber: https://merahputih.com/post/read/tekan-inflasi-bank-sentral-di-berbagai-negara-naikkan-suku-bunga
Tokoh

Graph

Extracted

companies ADA,
nations Amerika Serikat, Filipina, Inggris, Jepang, Kanada, Rusia, Singapura, Swedia, Ukraina,
cases covid-19,