Nilai Kurban Pangkas Sikap Intoleran Dan Eksklusif

  • 14 Juli 2022 15:02:35
  • Views: 6

RM.id  Rakyat Merdeka - Hari Raya Idul Adha Hijriyah baru dilalui umat Islam. Namun, nilai-nilai dan makna kurban harus terus diteladani dan diamalkan untuk menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang damai dan penuh semangat kebersamaan. Sebab, kurban juga bermakna untuk memangkas sikap intoleran dan eksklusif.

Ketua Program Studi Doktor Politik Islam-Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Zuly Qodir, mengatakan bahwa sudah seharusnya makna kurban tidak hanya dilakukan umat dengan menyembelih hewan ternak. Tapi, Idul Kurban sebagai momentum memangkas sikap intoleran dan ekslusif untuk membangun sikap peduli, solid, dan terbuka untuk mewujudkan kepentingan bersama. Dalam hal ini, ia menggarisbawahi para penceramah yang menjadi panutan umat.

“Sudah seharusnya para penceramah agama berkurban dengan membuang ego dan politik identitas dengan kembali memahami esensi ajaran agama yang rahmatan lil alamin dan mengurangi nafsu pribadi yang justru akan membawa perpecahan umat, ujar Zuly, di Jakarta, Rabu (13/7).

Berita Terkait : BNPT Gelar Ziarah Kebangsaan Bareng Veteran Di TMP Kalibata

Ia menilai, dewasa ini banyak bermunculan penceramah yang berusaha mencampuradukkan antara nafsu kepentingan pribadi atau golongannya dengan agama. Maka, isi ceramahnya pun justru menimbulkan kebencian antarkeleompok/golongan umat.

“Ada beberapa penceramah yang kadang-kadang dengan membawa dalil/ayat yang kurang tepat, yang justru kadang menimbulkan kebencian terhadap kelompok/umat beragama lain bahkan satu agama. Itu ada. Ini saya kira dikarenakan kepentingan pribadi, bukan agama, tuturnya.

Dia melanjutkan, seharusnya masyarakat mulai bisa menerima fakta di lapangan dan berhenti menafikkan bahwa fenomena persebaran intoleransi dan politik identitas yang muncul di ruang dan mimbar keagamaan itu ada. 

Berita Terkait : Kebangkitan Singa Atlas

“Orang mengkhawatirkan tentang gerakan yang mencederai agama, itu wajar. Tapi justru orang sulit percaya ada gerakan yang memang secara sengaja membuat kekacauan di dalam agama. Terlebih ketika yang membuat kekacauan itu adalah mereka yang disebut tokoh agama atau ahli agama, ucap Zuly.

Karena itu, Zuly menegaskan, para tokoh agama perlu kembali mempelajari dan mengajarkan kepada umatnya apa esensi agama serta berbagai amalannya dengan baik dan benar. Kemudian juga harus dipahami dan pahami kemampuan diri dalam konteks membicarakan soal agama, terlebih jika berbicara tentang ajaran umat agama bahkan kelompok lain.

Ia berharap, para penceramah dapat lebih bijaksana agar tidak justru menimbulkan masalah di masyarakat. Tidak hanya itu, perlu adanya kewaspadaan dari masyarakat dalam menerima ceramah dengan berhati-hati dalam mengundang tokoh agama atau penceramah. Ia mengimbau masyarakat untuk hanya mengundang penceramah moderat dengan track record yang jelas.

Berita Terkait : Kurban dan Spirit Transformasi Kemanusiaan

“Undanglah tokoh agama dari lembaga keagamaan atau ormas agama yang sudah jelas. Daripada mengundang orang yang tidak jelas track record-nya, nanti malah datang membuat kekacauan. Karena itu, harus selektif. Jangan asal popular, kata Zuly.■


https://rm.id/baca-berita/nasional/132419/nilai-kurban-pangkas-sikap-intoleran-dan-eksklusif
 

Sumber: https://rm.id/baca-berita/nasional/132419/nilai-kurban-pangkas-sikap-intoleran-dan-eksklusif
Tokoh

Graph

Extracted

companies ADA,
ministries BNPT,
organizations Muhammadiyah,
religions Islam,
events Idul Adha 1441 Hijriah,
fasums TMP Kalibata,
nations Maroko,
places DI YOGYAKARTA, DKI Jakarta,
cities Kalibata, Yogyakarta,