Alasan Pemisahan Tempat Duduk di Angkot Jakarta Batal

  • 13 Juli 2022 19:25:40
  • Views: 6

Merdeka.com - Dinas Perhubungan DKI Jakarta membatalkan kebijakan pemisahan tempat duduk di angkutan kota (angkot) berdasarkan gender. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza menjelaskan, pembatalan kebijakan itu disebabkan penumpang angkot lebih banyak perempuan dibandingkan pria.

Berdasarkan masukan dari berbagai pihak termasuk masyarakat ternyata pengguna angkot itu lebih banyak perempuan, jadi kalau dipisahkan maka nanti kasian yang perempuan ini tempatnya semakin terbatas, padahal jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki, katanya di stasiun Integrasi Tebet, Rabu (13/7).

taboola

Dia mengatakan, tujuan dari pemisahan tersebut memang sebagai upaya menekan pelecehan seksual. Hanya saja, ruang angkot dengan bus dan kereta tidak bisa diterapkan kebijakan pemisahan tempat duduk.

Meski demikian, Riza memastikan Pemprov DKI terus meningkatkan regulasi yang memayungi perlindungan dan keamanan para penumpang, seperti menempel stiker hotline pada kaca angkot atau bus, jika terjadi pelecehan seksual pada transportasi publik, memasang CCTV.

Mudah-mudahan kita bisa menurunkan angka pelecehan seksual di Jakarta, harapnya.

2 dari 2 halaman

Sementara itu, merujuk data dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak. (P2TP2A). Kasus pelecehan seksual di transportasi publik dan tempat umum mengalami peningkatan.

Pada 2020, kasus pelecehan seksual di tempat umum dan transportasi publik sebanyak 8 kasus, kemudian pada 2021 sebanyak 7 kasus, dan rentang Januari-13 Juli 2022 sudah ada 15 kasus.

Masih berdasarkan data P2TP2A, kasus pelecehan seksual pada 2021 sebanyak 8.730 di seluruh indonesia. Dan selama Januari 2022 kasus kembali mengalami peningkatan.

Di Januari 2022 saja sudah 797, itu baru satu bulan, ungkap Riza.

Dia pun meminta seluruh warga Jakarta yang menggunakan layanan transportasi publik atau layanan publik lainnya, untuk lebih berhati-hati dan berani melaporkan apabila terjadi pelecehan seksual. Warga dapat melaporkan ke call center 112 atau pos layanan P2TP2A dengan nomor 081317617622.

Respon Pemprov DKI terkait pengawasan transportasi publik seiring kejadian dugaan pelecehan seksual yang dipublikasi melalui akun Instagram @nazlazurs pada Rabu (6/7). Dia menyampaikan bahwa dugaan pelecehan seksual menimpa adik sepupu berinisial AF.

Pada Senin (4/7) AF naik angkot 44 dari Stasiun Tebet menuju Kuningan. Di tengah perjalanan, seorang pria yang diduga pelaku, meraba dada AF. Saat itu, AF disebut telah meminta tolong terhadap supir namun tak ada respon berarti.

AF berupaya pindah posisi duduk karena semakin merasa tidak nyaman usai mendapatkan perlakuan dugaan pelecehan.

Adik kami pun langsung menepis dan inisiatif pindah ke bangku lain serta mereflek memvideokan, AF sudah berteriak dan menangis namun tidak ada penumpang ataupun supir yang membantu sampai akhirnya AF turun, demikian keterangan unggahan @nazlazurs.

Ketika turun pun tidak ada satu orang yang inisiatif menanyakan ataupun menolong. Untuk saat ini kami pihak keluarga sudah melaporkan kejadian ke Polres Jakarta Selatan. [fik]

Baca juga:
Pemprov DKI Pertimbangkan Banding Usai Kalah di PTUN Soal UMP 2022
Wagub DKI sebut UMP Naik Agar Pendapatan Perusahaan juga Meningkat
Usulan Depok Gabung Jakarta, Wagub DKI: Pernah Diusulkan Bang Yos Dulu
Pemprov DKI Pastikan Awasi Kegiatan ACT
Kasus Covid-19 Meningkat, Pempov DKI masih Terapkan PTM
Kalah di PTUN, Pemprov DKI Kaji Turunkan UMP Jadi Rp4,5 Juta


https://www.merdeka.com/jakarta/alasan-pemisahan-tempat-duduk-di-angkot-jakarta-batal.html
 

Sumber: https://www.merdeka.com/jakarta/alasan-pemisahan-tempat-duduk-di-angkot-jakarta-batal.html
Tokoh

Graph

Extracted

companies ADA, Instagram,
ministries P2TP2A, PTUN,
ngos ACT,
topics PTM,
products CCTV,
nations Indonesia,
places DKI Jakarta, JAWA BARAT,
cities Depok, Tebet,
cases covid-19, pelecehan seksual,