RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Eksekutif Gerbang Informasi (GI) Miqdad Husein menyebut, masyarakat Indonesia tengah merindukan kepemimpinan perempuan yang bisa membawa angin perubahan, sekaligus menyejukkan dan membawa kedamaian. Salah satu figur atau tokoh yang memenuhi dua kriteria tersebut ada pada diri Ketua DPR Puan Maharani.

Mantan politisi PBR tersebut menyampaikan hal ini saat dihubungi media dan dimintai komentar terkait calon-calon presiden mendatang yang membawa kebaikan Indonesia di masa depan. Sosok yang kini aktif mengajar berbagai pelatihan itu berpendapat, sejak Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tampil sebagai Presiden RI pada 2001-2004 atau lebih dari 20 tahun, kursi presiden selalu dikuasai kaum pria. Hasilnya, sekalipun terdapat kemajuan di berbagai bidang pembangunan, namun sering menimbulkan turbulensi, konflik politik dan distabilitas politik.

Berita Terkait : Dirut Jasa Raharja Ingatkan Pentingnya Bayar Pajak Kendaraan

Nah, tantangan menjelang dan pada Pemilu 2024 akan semakin kompleks dan berat. Sementara, dari sisi potensi konflik sebagai dampak dari rivalitas di Pemilu 2024, juga tak kalah besarnya. Dampaknya bakal terjadi kerawanan dalam pemerintahan dan kemasyarakatan mendatang.

“Keterbelahan di tengah masyarakat dampak dari Pilkada Jakarta dan Pilpres 2019 juga masih terasa. Sehingga dapat pula mempengaruhi peningkatan ketegangan event Pilpres 2024, ucapnya.

Berita Terkait : BI Lantik 11 Pemimpin Kantor Pusat Dan Perwakilan

Untuk menghadapi tantangan yang makin kompleks dan berat ini, lanjutnya, diperlukan kepemimpinan perempuan. Yaitu yang dapat membawa kemajuan namun bersamaan membawa kesejukan dan kedamaian.

Figur tersebut, menurut aktivis dakwah itu, ada pada sosok Puan Maharani. Tokoh perempuan yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman luas di bidang parlemen maupun pemerintahan itu diyakini mampu mencairkan ketegangan dan keterbelahan di tengah masyarakat.

Berita Terkait : Dianggap Inspiratif, Sandiaga Uno Bantu Pemuda di Kulon Progo yang Manfaatkan Limbah Jagung

Puan selama ini mampu menjalin komunikasi dengan kalangan Islam, baik dari NU, Muhammadiyah, maupun Ormas Islam lainnya. Ia mewarisi DNA ayahnya Taufik Kiemas, yang dikenal jago lobi sehingga mampu menjalin silaturahmi lintas simpul-simpul kekuatan politik, katanya.■