Sri Lanka Bangkrut, IMF Harap Bailout Bisa Jadi Solusi

  • 11 Juli 2022 19:00:08
  • Views: 4

Liputan6.com, Jakarta - The International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional mengatakan pihaknya berharap dapat melanjutkan pembahasan dana talangan atau bailout usai kerusuhan di Sri Lanka mereda.

Diketahui bahwa Sri Lanka tengah dihebohkan dengan ratusan massa yang mendatangi dan menerobos barikade polisi di kantor presiden di Kolombo dalam protes besar-besaran terkait krisis ekonomi, ketersediaan pangan hingga energi di negara itu. 

Krisis ekonomi, pangan dan energi di negara tersebut sudah berlarut-larut sehingga membuat Sri Lanka bangkrut.

Kami berharap resolusi situasi saat ini dapat memungkinkan dibukakan kembali dialog kami tentang program (bailout) yang didukung IMF, kata IMF dalam sebuah pernyataan, dikutip dari US News, Senin (11/7/2022).

Inflasi Sri Lanka, dengan penduduk 22 juta telah mencapai 54,6 persen pada bulan lalu, dan bank sentral negara itu telah memperingatkan bahwa inflasi bisa meningkat menjadi 70 persen dalam beberapa bulan mendatang.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan bahwa ia mendorong China negara Kelompok 20 lainnya untuk mempercepat pengurangan utang dimana semakin banyak negara terbebani utang besar. 

Ini adalah topik yang kita tidak bisa berpuas diri, kata Georgieva.

Jika kepercayaan terkikis hingga ada spiral ke bawah, Anda tidak tahu di mana itu akan berakhir, kata kepala IMF dalam sebuah wawancara akhir pekan lalu menjelang pertemuan pejabat keuangan di Indonesia.

Georgieva juga mengatakan dia sudah berbicara dengan Presiden RI Joko Widodo, selama pertemuan G7 bulan lalu di Jerman dan mendesaknya untuk mendorong persatuan yang lebih besar dalam hal utang sebelum KTT G20 bulan November mendatang.

Para pemimpin G20 tidak ingin berada dalam situasi di mana masalah itu mendominasi pembicaraan hanya karena kami tidak membuat kemajuan, ujar Georgieva.

Arus keluar modal dari pasar negara berkembang terus berlanjut dan hampir satu dari tiga negara ini sekarang memiliki suku bunga 10 persen atau lebih tinggi, ungkap Georgieva, mencatat lebih banyak negara berpenghasilan menengah, termasuk Sri Lanka dan Malawi, yang mencari bantuan dari dana tersebut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pada sebuah rekaman yang beredar di media sosial, massa demonstran terlihat menyerbu kediaman Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa sebagai lanjutan dari rangkaian aksi protes terhadap krisis ekonomi parah yang melanda negara itu.


https://www.liputan6.com/bisnis/read/5010926/sri-lanka-bangkrut-imf-harap-bailout-bisa-jadi-solusi

Sumber: https://www.liputan6.com/bisnis/read/5010926/sri-lanka-bangkrut-imf-harap-bailout-bisa-jadi-solusi
Tokoh



Graph

Extracted

persons joko widodo,
companies ADA, Dana, WhatsApp,
ministries Polisi,
nations Indonesia, Jerman, Malawi, Republik Rakyat Cina, Sri Lanka,
places DKI Jakarta,