Salah satunya di Desa Nglaran, Pacitan yang telah menjadi sentra produksi kerajinan bambu dan anyaman.

Anggota DPR RI Fraksi Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas saat mengunjungi Desa Nglaran mengatakan, wilayah tersebut memang belum memiliki tempat sebagai kunjungan wisata. Namun status sentra pengrajin menjadikan Nglaran sebagai penopang wilayah lain.

“Desa Nglaran menjadi desa penting untuk desa lain karena memberikan produk-produk yang bisa dipakai seperti gubuk wisata, saung wisata, atau tempat singgah bahan bambu lainnya, kata pria yang akrab disapa Ibas dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (9/7).

UMKM bambu di Desa Nglaran telah berdiri sejak tahun 1982. Beberapa kerajinan pun sudah dihasilkan, di antaranya besek, tempat sampah, kurungan ayam, bakul, aksesoris bambu dan alat sehari-hari lainnya.

Putra Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini melanjutkan, Desa Nglaran memproduksi bambu yang digunakan sebagai gazebo, saung, dan tempat singgah bambu. Biasanya, para warga membuat kerajinan bambu ini sesuai dengan pesanan.

“Bangunan yang ada di pesisir pantai, sungai, di tempat makan itu dari mana? Ya dari Desa Nglaran. Berarti ada potensi baik yang bisa dikembangkan untuk ekonomi kerakyatan, tekan politisi atas Pacitan ini.

Oleh karenanya, ia terus mendorong UMKM di Pacitan untuk terus berkembang. Ibas juga membahas mengenai beberapa program yang telah dikawalnya untuk Desa Nglaran.

“Ada program bedah rumah atau BSPS untuk masyarakat yang membutuhkan tempat tinggal rumah layak huni. Selain itu ada traktor untuk Gapoktan (tani) yang juga harus maju dan makmur, papar Anggota Komisi VI DPR RI ini.