DALAM memperjuangkan kemerdekaan serta kedamaian Indonesia, para pahlawan dan tokoh nasional harus melalui banyak rintangan. Mereka melakukan perjuangan dengan berbagai cara, mulai dari diplomasi sampai peperangan.
Dari perjuangan tersebut, tak sedikit dari mereka yang harus diculik, diasingkan, hingga dibunuh oleh berbagai pihak. Berikut ini para tokoh nasional yang pernah diculik, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber pada Sabtu (9/7/2022) :
Soekarno-Hatta
Peristiwa penculikan Soekarno-Hatta pada saat mendekati hari proklamasi kemerdekaan RI, sudah tidak asing lagi. Soekarno dan Hatta diculik golongan muda ke Rengasdengklok.
Penculikan ini terjadi karena ada perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda. Golongan tua ingin proklamasi dilaksanakan melalui PPKI. Sedangkan golongan muda tidak ingin melalui PPKI karena menganggap PPKI sebagai organisasi buatan Jepang.
Golongan muda menculik Soekarno dan Hatta agar keduanya tidak terpengaruh oleh Jepang. Karena kemerdekaan Indonesia harus didapat dari perjuangan bangsa Indonesia, bukan pemberian dari Jepang.
Jenderal Ahmad Yani
Jenderal Ahmad Yani merupakan salah satu dari tujuh pahlawan Revolusi Indonesia yang diculik PKI dan dibunuh. Para pahlawan revolusi lainnya yang mengalami nasib serupa adalah Mayjen R Suprapto, Mayjen MT Haryono, Mayjen S Parman, Brigjen DI Panjaitan, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean.
Mereka dijemput secara paksa oleh pasukan Cakrabirawa, kemudian dibawa ke kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Mereka diculik karena dianggap akan melakukan makar terhadap Presiden Soekarno melalui Dewan Jenderal.
Dokter Moewardi
Dokter Moewardi merupakan salah satu dokter yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional RI. Dia diculik Jepang dan tidak pernah kembali. Namanya kini diabadikan menjadi nama salah satu rumah sakit di Solo, Jawa Tengah. Selain itu, juga menjadi nama jalan di beberapa kota di Indonesia.
Dokter Moewardi merupakan dokter spesialis THT di rumah sakit CBZ di Batavia, yang sekarang menjadi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Ia turut andil dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia dalam menyiapkan acara tersebut.
Setelah proklamasi, dr Moewardi ditunjuk sebagai Ketua Umum Barisan Pelopor menggantikan Soekarno. Ia juga aktif di bidang politik dengan membentuk Gerakan Rakyat Revolusioner, pada Agustus 1948.
Selang satu bulan setelah pembentukan gerakan tersebut, dr Moewardi diculik saat sedang praktik di Rumah Sakit Jebres, Solo. (Diolah dari berbagai sumber/Litbang MPI/Septi Kurnia)
