Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, TAIPEI – Laju inflasi Taiwan mencapai level tertinggi pada bulan Juni dengan indeks harga konsumen (CPI) meningkat 3,59 persen dari tahun sebelumnya.

Hal serupa juga terjadi di Thailand di mana CPI bulan Juni 2022 naik 7,66 persen dari tahun lalu yang didorong oleh harga energi yang lebih tinggi dan juga dipengaruhi oleh efek dasar.

Direktorat Jenderal Anggaran, Akuntansi dan Statistik Taiwan mengatakan, laju inflasi semakin cepat yang berkisar 3,39 persen tahun ke tahun di bulan Mei dan sedikit lebih buruk dari prediksi ekonom dalam jajak pendapat untuk kenaikan 3,5 persen.

Dikutip dari Nikkei Asia, Kamis (7/7/2022) Ini merupakan inflasi bulanan tertinggi sejak Agustus 2008, ketika CPI naik 4,68 persen, dan kemungkinan akan menambah tekanan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Indeks harga konsumen inti yang sebelumnya berada di 2,60 persen, naik 2,77 persen tahun ke tahun pada bulan Mei. Ini tidak termasuk harga energi, sayuran dan buah-buahan yang lebih fluktuatif.

Sementara itu, Bank sentral Taiwan menaikkan suku bunga kebijakannya pada bulan Juni untuk kedua kalinya tahun ini, yang mencerminkan kekhawatiran tentang percepatan inflasi.

Baca juga: Inflasi Thailand Catat Rekor Tertinggi di Juni, Bank Sentral Diprediksi Naikkan Suku Bunga

Sedangkan Analis memprediksi akan terjadi satu atau dua kenaikan suku bunga di paruh kedua tahun ini.

Namun, tekanan harga masih terkendali jika dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Eropa. Pasalnya, ekonomi Taiwan yang bergantung pada kegiatan ekspor terpengaruh oleh kekurangan semikonduktor global yang telah memenuhi daftar pesanan pembuat chip Taiwan.

Baca juga: Pemerintah dan Bank Indonesia Diminta Jaga Inflasi Agar Rupiah Tak Semakin Terpuruk

Di sisi lain, Korea Selatan melaporkan bahwa inflasi bulan lalu mencapai level tertinggi dalam kurun waktu 24 tahun terakhir, tumbuh sedikit lebih cepat dari perkiraan 6,0 persen pada bulan Juni dibandingkan tahun sebelumnya.

Pemerintah mengatakan, fundamental ekonomi Taiwan tetap sehat, bahkan ketika pasar saham terpengaruh akibat krisis chip semikonduktor global.

Baca juga: Inflasi Korea Selatan Cetak Rekor Tertinggi Dalam Kurun Waktu 24 Tahun Terakhir

Sebelumnya, produsen chip United Microelectronics Corp, yang kliennya termasuk Qualcomm Inc dan Infineon Jerman, melaporkan penjualan di bulan Juni melonjak 43,2 persen tahun ke tahun, dengan penjualan semester pertama naik sekitar 38,2 persen tahun ke tahun.