POJOKSATU.id, JAKARTA – Plt Waketum PA 212 Novel Bamukmin ikut angkat bicara terkait dugaan penyelewengan dana umat oleh petinggi ACT Aksi Cepat Tanggap.
Novel Bamukmin mempersilahkan aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus dugaan penyelewengan dana umat oleh petinggi ACT secara terbuka dan transparan.
“Silakan diusut secara transparan oleh masing-masing pihak agar umat Islam tahu peristiwa yang sebenarnya, kata Novel kepada JPNN.com, dikutip PojokSatu.id, pada Selasa (5/7/2022).
Akan tetapi, Novel meminta agar kasus dugaan penyelewengan dana umat itu tidak ditunggangi kepentingan politik.
“Jangan sampai ditunggangi kepentingan politik untuk mengkriminalisasi yang tidak sejalan, sambungnya.
Sebaliknya, Novel Bamukmin malah menyinggung soal kasus-kasus korupsi yang dilakukan di pemerintahan Jokowi.
BACA: Disebut PPATK Kirim Dana untuk Teroris di Suriah, Presiden ACT : Dana yang Mana ?
“Yang lebih penting kasus mega korupsi di rezim ini juga jangan terlupakan untuk diusut, kata dia.
Untuk diketahui, dugaan penyelewengan dana umat ACT Aksi Cepat Tanggap heboh setelah majalah Tempo menurunakn headline berjudul ‘Kantong Bocor Dana Umat’.
Dalam laporan itu, disebutkan petinggi ACT diduga melakukan penyelewengan dana umat sampai miliaran demi kepentingan pribadi.
Disebutkan juga gaji pendiri ACT, Ahyudin, per bulan mencapai Rp250 juta, Rp200 juta untuk senior vice president, Rp80 juta untuk vice president serta Rp50 juta untuk direktur eksekutif.
BACA: Kantong Bocor Dana Umat ACT : Surau Pertama Sidney Faktanya Sudah Ratusan, Potongan Donasi Besar
Para petinggi lembaga itu juga disebut menerima fasilitas kendaraan dinas menengah ke atas seperti Toyota Alphard, Honda CR-V, dan Mitsubishi Pajero Sport.
Di sisi lain, kondisi keuangan ACT Aksi Cepat Tanggap tengah limbung sejak akhir tahun lalu akibat penyelewengan dana umat tersebut.
Akan tetapi, gaji super fantastis para petinggi itu dibantah Presiden ACT Aksi Cepat Tanggap, Ibnu Khajar.
“Pimpinan tertinggi saja tidak lebih Rp100 juta. Kalau disebut Rp250 juta, kami tidak tahu datanya dari mana, tuturnya.
BACA: Komjen Rafli Amar Dalami Yayasan ACT, Ini Upaya Negara Melindungi Seluruh Warganya
Soal fasilitas mobil mewah, Ibnu Khajar mengakui itu dibeli oleh ACT untuk keperluan tugas-tugas.
“Saat lembaga membutuhkan alokasi dana kembali seperti sekarang ini, otomatis dijual. Jadi bukan untuk mewah-mewahan, gaya-gayaan, tuturnya. (ruh/pojoksatu)
