Djumala BPIP: Diplomasi Perdamaian Bukan Pabrik Tempe

  • 04 Juli 2022 18:02:48
  • Views: 7

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Dubes RI untuk Austria dan PBB di Wina, Darmansjah Djumala memberikan acungan jempol terhadap Presiden Jokowi atas kunjungan ke Ukraina dan Rusia usai menghadiri Pertemuan G7 di Jerman.

Adanya pertemuan empat mata dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin, Jokowi sejatinya sudah membuka pintu komunikasi, kata Djumala, dalam pesan tertulis, kepada Rakyat Merdeka, Senin (4/7).

Djumala yang kini Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri ini sekaligus menyanggah penilaian yang menyebut misi Jokowi ke Ukraina dan Rusia tidak berhasil lantaran Rusia masih memborbardir Ukraian. 

Berita Terkait : Misi Damai Jokowi Jadi Awal Yang Baik, Tapi Rusia Belum Mau Akhiri Perang

Djumala mengatakan, diplomasi perdamaian tidak seperti pabrik tempe. Sore ini dibikin, besok jadi.

Djumala menjelaskan, dalam fatsun diplomasi, ada tiga proses yang harus dilalui untuk menuju perdamaian. Yakni komunikasi, penghentian kekerasan, dan dialog. 

Tiga proses itu sering dirujuk sebagai adab diplomasi. Pembicaraan dan negosiasi perdamaian tak akan bisa dimulai jika tidak ada komunikasi, terang Djumala.

Berita Terkait : Lawatan Jokowi ke Ukraina-Rusia Bukti Prinsip Nonblok Dijalankan Dengan Baik

Dilanjutkan, dari komunikasi itulah kedua seteru bisa mengetahui posisi dan apa yang diinginkan oleh masing-masing pihak. Butuh pihak ketiga untuk mediasi.

Perang harus dihentikan. Himbauan ini juga yang disampaikan kepada Zelensky dan Putin. Jika kekerasan sudah tidak ada lagi, perang berhenti karena gencatan senjata, tersedia ruang kondusif untuk berunding mencari jalan damai, tutur Djumala. 

Ditegaskan, inisiatif perdamaian butuh waktu lama, melalui proses panjang dan berliku. Kerja diplomasi perdamaian tentu beda dengan cara kerja pabrik tempe; hari ini kedelai besok jadi tempe, ungkapnya. 

Berita Terkait : Kelar Misi Perdamaian Ke Ukraina Dan Rusia, Jokowi Garap Urusan Bisnis Ke UEA

Djumala meyakini , pesan damai yang dibawa Jokowi ke Ukraina dan Rusia adalah manifestasi nilai yang terkandung dalam sila kedua dan ketiga Pancasila. Nasionalisme Indonesia mekar dalam taman sari internasionalisme. Merujuk pada nilai kemanusiaan, menghargai harkat manusia tanpa membedakan bangsa, etnik, suku dan agama, tegasnya.

Alhasil, misi perdamaian Jokowi ke Ukraina dan Rusia merupakan perwujudan nasionalisme kemanusiaan. 

Diplomasi perdamaian Jokowi adalah langkah awal membuka pintu komunikasi bagi kedua seteru agar dapat mengakhiri perang sehingga damai tercipta, tutup Djumala.


https://rm.id/baca-berita/nasional/131124/acungi-jempol-misi-damai-jokowi-ke-ukraina-dan-rusia-djumala-bpip-diplomasi-perdamaian-bukan-pabrik-tempe
 

Sumber: https://rm.id/baca-berita/nasional/131124/acungi-jempol-misi-damai-jokowi-ke-ukraina-dan-rusia-djumala-bpip-diplomasi-perdamaian-bukan-pabrik-tempe
Tokoh







Graph

Extracted

persons joko widodo, Vladimir Putin, Volodymyr Zelensky,
companies ADA,
ministries BPIP,
parties PBB,
topics BOS,
products Ideologi Pancasila, Pancasila,
nations Austria, Indonesia, Jerman, Rusia, Ukraina,
cities Taman Sari, Wina,