PIKIRAN RAKYAT - Bupati Majalengka Karna Sobahi meminta para peternak, konsumen, serta pihak lainnya, jangan menggeneralisasi penyakit yang menimpa hewan ternak adalah PMK.

Sikap tersebut akan membuat panik peternak dan memicu kekhawatiran konsumen yang akan membeli ternak.

“Untuk penyakit hewan terus diidentifikasi, terutama yang diperjualbelikan para peternak dan pedagang ternak. Tapi saya pastikan untuk saat ini Majalengka zero PMK. Sebelumnya ada dua, tapi sudah sembuh. Jadi, penyakit PMK jangan digeneralisasi karena di Majalengka kini nihil kasus, berbeda dengan kabupaten dan kota lain di Jawa Barat, kata Karna.

Menurut Karna, para peternak pun tidak perlu panik dengan kondisi ternaknya karena pemerintah terus memberikan pendampingan.

Baca Juga: Sempat Biarkan Anak-anaknya Kelaparan, Kiwil Bak Ditampar Karma usai Akui Tak Makan karena Bokek

Para peternak jangan khawatir sepi pembeli karena konsumen akan mencari sapi yang benar-benar sehat, seperti yang dimiliki peternak di Majalengka.

“Peternak harus merasa percaya diri kalau hewan kurbannya dalam kondisi sehat di tengah munculnya wabah penyakit PMK di luar Majalengka. Yang harus dilakukan peternak adalah lebih giat menawarkan ternaknya dengan jaminan ternaknya sehat, kata Karna.

Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia berpengaruh pada daya jual hewan kurban menjelang Idul Adha pada 10 Juli 2022. Para peternak harus putar otak untuk mencari cara agar ternaknya terjual.

Baca Juga: Pemkot Cimahi Lakukan Pemeriksaan Hewan Kurban, Ada Sejumlah Syarat

Seorang peternak asal Kota Sukabumi, Nasir Bajri (47) mengatakan, kurang dari dua pekan ini, belum ada satu pun sapi kurban yang terjual.