Inflasi 2022 Diprediksi Melesat Hingga 4,5 Persen, Ekonom Beberkan Dampak dan Solusi Untuk Menangkal

  • 02 Juli 2022 09:06:37
  • Views: 4

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan laju inflasi sepanjang tahun ini dapat mencapai 4,5 persen (year on year/yoy).

Inflasi mengalami tekanan 3,5 persen sampai 4,5 persen, kata Sri Mulyani Indrawati saat rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Jumat (1/7/2022).

Adanya perihal tersebut, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira langsung memberikan komentar.

Baca juga: Inflasi Tahun Ini Akan Lebih Tinggi dari Target Bank Indonesia, Sri Mulyani Sebut 4,5 Persen

Dirinya melihat sudah mulai ada tanda-tanda inflasi mengarah ke stagflasi.

Sebagai informasi, seperti dilansir Kompas, stagflasi adalah kondisi ekonomi yang ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi yang melemah dan angka pengangguran yang tinggi.

Kondisi ini biasanya diikuti dengan kenaikan harga-harga atau inflasi.

Stagflasi juga bisa didefinisikan sebagai kondisi pada sebuah periode inflasi yang dikombinasikan dengan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB).

Kenaikan inflasi yang tinggi bulan Juni misalnya bersifat abnormal, karena secara musiman paska lebaran idealnya inflasi mulai menurun akibat normalisasi harga pangan, papar Bhima kepada Tribunnews, Jumat (1/7/2022).

Inflasi yang tidak wajar pertanda adanya sinyal Stagflasi yakni kondisi kenaikan inflasi tidak dibarengi dengan naiknya kesempatan kerja, sambungnya.


https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/07/02/inflasi-2022-diprediksi-melesat-hingga-45-persen-ekonom-beberkan-dampak-dan-solusi-untuk-menangkal

Sumber: https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/07/02/inflasi-2022-diprediksi-melesat-hingga-45-persen-ekonom-beberkan-dampak-dan-solusi-untuk-menangkal
Tokoh





Graph

Extracted

persons Bhima Yudhistira, Sri Mulyani Indrawati,
companies ADA, YouTube,
ministries BI, DPR RI,
topics Produk Domestik Bruto,
nations Indonesia,
places DKI Jakarta,
cases pengangguran,