Mentan Syahru Buka ToT Pertanian Ramah Lingkungan

  • 28 Juni 2022 12:59:24
  • Views: 13

Supianto | Selasa, 28/06/2022 12:10 WIB

Mentan

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo memberikan arahan pada acara TOT Pertanian Ramah Lingkungan (Foto: Screenshot/Jurnas.com)

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Training of Training (ToT) merupakan starting awal hadirnya sebuah perjalanan bangsa yang panjang.

Demikian disampaikan Mentan Syahrul saat memberikan arahan sekaligus membuka kegiatan ToT Pertanian Ramah Lingkungan bagi widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian, Jakarta, Selasa (28/6).

ToT itu bukan hanya transfer of knowledge, ia (ToT) adalah tempat membangun agenda intelektual pada widyaiswara, dosen, guru, dan siapa pun untuk bisa membangun setting agenda untuk satu tujuan yang terukur. Oleh karena itu, saya berharap ToT ini ada targetnya, kata Syahrul.

SYL, sapaan Mentan Syahrul, berharap ToT tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu secara teknis, melainkan juga harus mengajarkan sistem manajem (dari hulu hingga hilir) dan prilaku praktisi pertanian.

Saya berharap banyak dari ToT ini. Tidak boleh ada ToT kemudian berhenti, ujarnya.

Mantan gubernur dua periode Sulawesi Selatan itu mengatakan, bertani bagi anak milenial saat ini sudah tidak seperti sebelumnya, yang harus berlumpur-lumpur dan terpapar sinar matahari yang tidak terkirakan.

Sekarang sudah ada berbagai pendekatan mekanisasi dan teknologi. Artificial intelligence sudah mengajarkan kita. Construction robots sudah ada di depan mata kita, ujarnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan, solusi climate change (perubahan iklim) dan pemanasan global adalah pertanian ramah lingkungan.

Dedi mengatakan, pandemi COVID-19, perang Rusia-Ukraina, dan perubahan iklim tidak hanya mengganggu ketahan pangan dalam negeri, melainkan juga mengganggu ketahan pangan global.

Perubahan iklim yang ditandai dengan meningkatnya suhu di permukaan di bumi memberikan pengaruh signifikan terhadap seluruh ekosistem yang ada di muka bumi ini, termasuk ekosistem pertanian, papar Dedi.

Ia menambahkan, solusi perubahan iklim adalah pertanian ramah lingkungan, yakni pertanian yang betul-betul bersahabat, memperhatikan, dan mempertimbangkan keberlangsuhangan lahan, air, udara dan lingkungan.

Kami memandang sangat strategis bagaimana inovasi teknologi ramah lingkungan ini bisa diimplementasikan oleh serluh praktisi pertanian di seluruh tanah air, kata Dedi.

Karena itulah, lanjut Dedi, BPPSDMP segera melaksanakan peningkatan agenda intelektual terkait pertanian ramah lingkungan, yang ditujukan kepada widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian.

Tentu saja dari TOT ini akan dilanjutkan ke Training of Farmer (ToF) di lapangan. Oleh karena itu,  kami minta widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian untuk segera menyampaikan materi dalam ToT ini kepada praktisi pertanian kita, tegas Dedi.

Sementara itu, Anggota Komisis IV DPR RI, Dwita Ria Gunadi mengatakan, ToT ini merupakan salah satu ikhtiar dalam mewujudkan SDM yang mampu menjawab tantangan sistem budidaya pertanian yang berkelanjutan.

Untuk mendukung fondasi yang kuat kita memerlukan SDM yang berkulias, sebab manusia adalah perumus, pelaku sekaligus penentu kebijakan pertanian, kata Dwita.

Dwita juga menyampaiakn komitmen Komisi IV dalam mendukung berbagai upaya Kementan dalam mewujudkan swasembada pangan, terutama beras. Lumbung pangan dunia akan sulit terpenuhi jika kita salah membangun fondasinya, ujarnya.

 

TAGS : Syahrul Yasin Limpo Dedi Nursyamsi TOT Pertanian Ramah Lingkungan

https://www.jurnas.com/artikel/119619/Mentan-Syahru-Buka-ToT-Pertanian-Ramah-Lingkungan/
 
Sumber: https://www.jurnas.com/artikel/119619/Mentan-Syahru-Buka-ToT-Pertanian-Ramah-Lingkungan/
Tokoh





Graph

Extracted

persons Dedi Nursyamsi, Syahrul Yasin Limpo,
companies ADA,
ministries BPPSDMP, DPR RI, Kementan,
fasums lumbung pangan,
products Artificial Intelligence, Beras,
nations Rusia, Ukraina,
places DKI Jakarta, SULAWESI SELATAN,
cases covid-19,