Dewan Syuro PKB Angkat Bicara soal Konflik Cak Imin Vs Yenny Wahid

  • 24 Juni 2022 11:18:37
  • Views: 5

MerahPutih.com - Saling sindir Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid sontak mengingatkan kembali peristiwa lama saat PKB menghadapi sejarah regenerasi.

Konflik antara Cak Imin dan Yenny Wahid bahkan sampai membawa nama Gus Dur sebagai sosok pendiri.

Baca Juga:

Hasto Beberkan Isi Dialog Megawati, Cak Imin, dan Prabowo

Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB, Maman Imanulhaq menjelaskan tentang nilai-nilai Gus Dur yang diperjuangkan PKB. Gusdur, kata Maman, adalah milik semua, tidak bisa dikerdilkan dengan klaim bahwa Gus Dur cuma milik segelintir orang saja.

Maman yang dikenal sebagai santrinya Gus Dur, bercerita tentang perjuangan Presiden ke-4 RI tersebut. Sebagai aktivis demokrasi, tidak mudah pula bagi Gusdur dalam membuka jalan demokrasi.

Di PKB, nilai-nilai Gus Dur juga terus jadi marwah perjuangan. Cak Imin pun selalu menekankan semua pengurus membawa pemikiran-pemikiran Gus Dur untuk tiap rencana aksi, kata Maman dalam keterangannya, Jumat (24/6).

Menurut Maman, Cak Imin membawa PKB menjadi satu-satunya partai yang menggabungkan antara spiritualitas dengan diskusi tentang demokrasi, green party, HAM, sampai isu gender, sesuai dengan napas perjuangan Gus Dur.

Baca Juga:

Pertemuan Prabowo-Cak Imin dalam Pandangan Pengamat Politik LIPI

Nilai lain yang kini terus diteladani banyak elite PKB, Gus Dur sebagai sosok yang senang bersilaturahmi, menyambungkan nilai kebangsaan dengan semua golongan, termasuk lintas agama, suku, dan budaya.

Gus Dur pula, kata Maman, tidak segan untuk menyapa anak-anak muda. Ia bicara dengan bahasa-bahasa yang dipahami oleh mereka. Sisi humanis ini menjadi identitas bagi kepengurusan PKB di semua tingkat.

Maman pun paham atas narasi terbuka Cak Imin dan Yenny Wahid. Menurutnya, daripada saling sindir atau pakai buzzer untuk menyerang pribadi, lebih baik seperti Cak Imin dan Mbak Yenny, yang memilih perang narasi sendiri.

Belajar dari keduanya, kita mengingat cara Gus Dur bahwa konflik adalah salah satu uoaya untuk mencerdaskan publik, kata Kiai Maman.

Konflik itu berawal ketika Yenny meminta agar Muhaimin yang akrab disapa Cak Imin tidak memaksa untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dia menilai kengototan Muhaimin bisa merugikan warga Nahdlatul Ulama atau pun PKB.

Kita mengimbau politisi yang surveinya tidak terlalu ngangkat jangan terlalu ngotot (maju Pilpres), yang paling utama Ketua Umum PKB itu tidak boleh kemudian mengambil posisi berseberangan dengan NU, kasihan umat di bawah. Itu tentunya dapat merugikan konstituen baik NU maupun PKB, orang NU yang ada di PKB, kata Yenny.

Komentar Yenny ini lantas dibalas oleh Muhaimin. Melalui media sosial twitter, Muhaimin meminta Yenny mengurus saja partai yang pernah dibuatnya, Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia (PKBI).

Yeni itu bukan PKB, bikin partai sendiri aja gagal lolos, beberapa kali pemilu nyerang PKB gak ngaruh, PKB malah naik terus suaranya, jadi ngapain ikut-ikut ngatur PKB, hidupin aja partaimu yang gagal itu. PKB sudah aman nyaman kok.. cuit Muhaimin.

Yenny pun membalas cuitan itu. Dia menyindir Muhaimin sebagai orang yang merebut PKB dari ayahnya, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Hahaha inggih Cak. Tapi ndak usah baper to Cak. Dan memang benar, saya bukan PKB Cak Imin. Saya kan PKB Gus Dur. Cak Imin juga belum tentu lho bisa bikin partai sendiri... kan bisanya mengambil partai punya orang lain. Peace, Cak, cuit Yenny melalui akun Twitter-nya.(Pon)

Baca Juga:

Cak Imin Gelar Pertemuan dengan Prabowo Subianto di Kertanegara


https://merahputih.com/post/read/dewan-syuro-pkb-angkat-bicara-soal-konflik-cak-imin-vs-yenny-wahid

Sumber: https://merahputih.com/post/read/dewan-syuro-pkb-angkat-bicara-soal-konflik-cak-imin-vs-yenny-wahid
Tokoh















Graph

Extracted

persons Abdul Muhaimin Iskandar, Gus dur, Hasto Kristiyanto, Maman Imanulhaq, Megawati Soekarnoputri, Prabowo, Yenny Wahid,
companies ADA, Twitter,
ministries LIPI,
organizations NU,
ngos Buzzer,
parties PKB,
nations Indonesia,
cases HAM,