Tekanan Inflasi Picu Gelombang PHK Massal Ratusan Karyawan Startup di Asia Tenggara

  • 24 Juni 2022 09:06:30
  • Views: 7

Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Tekanan inflasi di banyak negara menghantui banyak perusahaan startup di Asia Tenggara dan membuat mereka melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada ratusan karyawannya.

Lonjakan  inflasi di banyak negara dipicu oleh lonjakan harga bahan pangan dan energi.

Kondisi tersebut makin diperparah dengan adanya kebijakan ekstrem The Fed yang menaikan suku bunga negaranya. Hal inilah yang membuat para pemilik bisnis startup terpaksa memangkas karyawannya, demi mengurangi kerugian di tengah ketidakpastian ekonomi.

“Kenaikan suku bunga akan meningkatkan biaya melakukan bisnis, dan biaya modal, dan ekspektasi pengembalian bagi investor. Dengan suku bunga yang lebih tinggi maka hal tersebut akan menurunkan margin keuntungan perusahaan, kata Jefrey Joe, mitra pengelola perusahaan modal ventura Alpha JWC.

Shopee, e-commerce asal Singapura baru – baru ini telah memangkas pekerja di layanan pengiriman makanan dan pembayaran di sejumlah negara di mana Shiopee beroperasi seperti Argentina, Chili dan Meksiko.

Cara ini diambil Shopee dengan maksud untuk memfokuskan sumber daya perusahaan, sehingga mereka dapat meningkatkan efisiensi kinerja.

Langkah serupa juga diikuti startup asal Singapura lainnya, StashAway.

Baca juga: Shopee akan PHK Massal Karyawan ShopeFood dan ShopeePay, Indonesia Tak Termasuk

Mengutip CNBC Internasional StashAway, platform digital StashAway dikabarkan telah memangkas 14 persen karyawan pada bulan Mei hingga Juni.

Startup iPrice, Platform belanja online asal Malaysia yang juga melakukan PHK massal pada seperlima dari 250 karyawannya di bulan Juni. Kemudian Zenius yang memangkas lebih dari 200 karyawannya yang berlokasi di kawasan Asia-Pasifik, Eropa, Timur Tengah dan Afrika,Amerika.

Baca juga: PHK Massal di Perusahaan Startup, Grant Thornton: Manajemen Keuangan Perusahaan Penting

JD.id, situs e-commerce asal China yang berlokasi di Indonesia belakangan diketahui juga tengah merencanakan pemangkasan pekerjanya, meski hingga saat ini JD.id belum mau menyebut berapa banyak karyawannya yang akan dirumahkan.

Namun direktur umum manajemen JD.id menyebut bahwa langkah ini ditempuh perusahaan dengan tujuan untuk menjaga daya saing di tengah kondisi pasar yang kompetitif.

Asia Tenggara termasuk wilayah yang memiliki prospek bagus bagi para perusahaan teknologi, untuk merintis usahanya lantaran ramainya populasi kelas menengah,serta tingkat penggunaan internet yang tinggi.

Namun karena pergerakan ekonomi global masih berjalan lambat membuat perusahaan memilih jalan aman dengan tidak melakukan penambahan karyawan dan tetap melanjutkan tren gelombang PHK hingga beberapa bulan kedepan,

“Saya pikir kita mungkin akan melihat lebih banyak PHK terjadi selama beberapa bulan ke depan, kata Jessica Huang Pouleur, mitra di perusahaan modal ventura Openspace.


https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/06/24/tekanan-inflasi-picu-gelombang-phk-massal-ratusan-karyawan-startup-di-asia-tenggara

Sumber: https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/06/24/tekanan-inflasi-picu-gelombang-phk-massal-ratusan-karyawan-startup-di-asia-tenggara
Tokoh

Graph