4 Tokoh Betawi yang Pernah Menjadi Menteri, Ini Daftarnya

  • 22 Juni 2022 07:46:57
  • Views: 24

DARI keberagaman yang ada di Indonesia, suku merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari identitas masyarakat Indonesia. Salah satu suku yang mendiami Pulau Jawa, tepatnya di daerah DKI Jakarta, adalah suku Betawi.

Suku Betawi atau masyarakat Jakarta kerap eksis di lingkungan pekerjaan, salah satunya di pemerintahan. Berikut tokoh-tokoh Betawi atau Jakarta yang pernah menjadi menteri.

Suryadharma Ali

Suryadharma Ali merupakan seorang politikus asal Jakarta yang lahir pada 19 September 1956. Pada masa pemerintahan presiden SBY, ia menjabat sebagai Menteri Agama Indonesia dari 22 Oktober 2009 pada Kabinet Indonesia bersatu II. Ia sempat terjerat kasus korupsi terkait dana haji, hingga akhirnya Suryadharma resmi melepas jabatan menterinya pada 26 Mei 2014.

Sebelumnya, pada Kabinet Indonesia Bersatu, ia menjabat sebagai Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

Imam Syafei

Salah satu tokoh terkenal pada masa pemerintahan Orde lama, Imam Syafei, merupakan putra Betawi kelahiran Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Darah Betawi memang mengalir di dalam darahnya, karena ia lahir dan besar di Jakarta. Lelaki yang akrab disapa Bang Pi’i ini dulunya merupakan preman dan pentolan Geng Kobra yang sangat ditakuti masyarakat di daerah Pasar Senen, sebelum akhirnya bertobat.

Oleh Presiden Soekarno, ia dilantik pada 24 Februari 1966 sebagai Menteri Keamanan Rakyat dalam Kabinet Dwikora yang Disempurnakan. Namun, jabatan itu disandangnya kurang lebih hanya sebulan. Hal ini disebabkan oleh mahasiswa yang berdemonstrasi dan mengolok-olok Imam Syafei dengan sebutan ‘menteri copet’ karena jejaknya yang sempat menjadi preman.

Djan Faridz

Ia merupakan seorang politikus yang lahir di Jakarta, 5 Agustus 1950. Pada masa Kabinet Indonesia Bersatu II di masa pemerintahan SBY, Djan Faridz menempati posisi Menteri Perumahan Rakyat. Ia menjabat pada 19 Oktober 2011 hingga 20 Oktober 2014.

Djan Faridz sempat terkena kontroversi atas tuduhan penerimaan uang tidak transparan pada pembangunan tenaga listrik. Ia sempat diamanahkan untuk memimpin renovasi pasar tekstil di Tanah Abang pada tahun 2004 yang mana hal tersebut juga mendapatkan banyak kontroversi.

Tuty Alawiyah

Pada masa pemerintahan Soeharto, Tuty Alawiyah sempat menjabat sebagai Menteri Negara Peranan Wanita Indonesia, tepatnya pada Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan. Ia lahir pada 30 Maret 1942 dan besar di Jakarta, dan menetap di sana hingga menutup usia pada 4 Mei 2016 di umurnya yang ke-74 tahun.

Semasa hidupnya, Tuty Alawiyah banyak mendapatkan penghargaan, salah satunya Gelar Doctor Honoris Causa dari almamaternya, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarief Hidayatullah Jakarta. Selain itu, Tuty Alawiyah juga aktif menulis buku dengan tema wanita dan kajian keagamaan. Nama Tuty Alawiyah baru-baru ini dijadikan nama jalan di Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan. (Diolah dari berbagai sumber/Almas Taqiyya /Litbang MPI)


https://nasional.okezone.com/read/2022/06/21/337/2615695/4-tokoh-betawi-yang-pernah-menjadi-menteri-ini-daftarnya?page=1

Sumber: https://nasional.okezone.com/read/2022/06/21/337/2615695/4-tokoh-betawi-yang-pernah-menjadi-menteri-ini-daftarnya?page=1
Tokoh











Graph

Extracted

persons Fachrul Razi, Soeharto, Soekarno, Suryadharma Ali, Susilo Bambang Yudhoyono,
companies ADA, Dana,
ministries Kemenag,
institutions IAIN,
religions Islam,
topics haji, Listrik,
events Rezim Orde Lama,
nations Indonesia,
places DKI Jakarta,
cities Pasar Minggu, Senen, Tanah Abang,
cases korupsi,