Meminimalkan Risiko di Negeri Rawan Tsunami

  • 21 Juni 2022 08:48:55
  • Views: 17

Lempeng tektonik aktif umumnya berada di kedalaman perairan samudera. Contoh, Tsunami Mentawai, 25 Oktober 2010 yang terjadi di jalur tumbukan lempeng tektonik Eurasia dengan Indo Australia, perairan Samudera Hindia, barat Sumatera Barat. Tsunami Mentawai dipicu oleh gempa berkekuatan 7,8 Mw pada koordinat 3,29 LS dan 100,7 BT dengan episentrum 20,6 km. Arrival time Tsunami Mentawai tergolong sangat cepat yaitu 7 menit. Nelayan dan masyarakat pesisir terutama pulau-pulau kecil mengalami kerugian yang cukup besar.

Tsunami adalah suatu fenomena karena sifatnya yang masif dan tidak dapat diprediksi. Selain itu waktu tiba gelombang mencapai pesisir yang relatif cepat kadang menyulitkan evakuasi. Rata-rata arrival time tsunami di Indonesia kurang dari 60 menit. Local wisdom atau kearifan lokal beberapa daerah di Indonesia sebenarnya sangat membantu upaya mitigasi dan evakuasi. Local wisdom diwujudkan dalam berbagai bentuk dan istilah lokal seperti nyanyian/Smong (Aceh), pukul kentongan/hoyak tabuik (Pariaman), peringatan/ami norang (Nusa Tenggara), posisi berlindung/linuh (Bali), bangunan rumah (Baduy), dan lain-lain.

Bencana alam memang sulit untuk dihindari namun hanya dapat diminimalkan risikonya. Oleh karena itu, Pemerintah mencoba meminimalkan risiko dengan cara menyiapkan sarana siaga tsunami seperti pemasangan alat peringatan awal tsunami seperti buoy, tide gauge, seismometer, radar, sensor dan lain-lain. Selain itu juga prasarana seperti papan peringatan dan peta rawan tsunami, material edukasi, latihan atau simulasi, shelter dan jalur evakuasi disediakan di lokasi-lokasi rawan tsunami.

Kurangnya kewaspadaan, pengetahuan dan kesiapan masyarakat akan bahaya tsunami menyebabkan besarnya kerugian akibat tsunami. Untuk membantu kesiapan masyarakat menghadapi tsunami, UNESCO-IOC menetapkan 12 indikator kesiapan tsunami, yaitu tools atau hal-hal yang wajib dilakukan masyarakat di area rawan tsunami

Adapun  12 indikator kesiapan tsunami UNESCO-IOC, yaitu:

1. Peta rawan bahaya tsunami

2. Data jumlah orang di area rawan tsunami

3. Papan info gempa dan tsunami untuk publik

4. Data inventarisasi sumberdaya ekonomi, infrastruktur, politik dan sosial

5. Peta evakuasi tsunami

6. Materi edukasi dan kesiapan gempa dan tsunami untuk publik

7. Agenda/jadwal rutin edukasi gempa dan tsunami untuk publik

8. Agenda/jadwal rutin latihan evakuasi

9. Rencana Operasi Darurat Tsunami

10. Manajemen Rencana Kedaruratan

11. Alat penerima info gempa dan peringatan awal tsunami (24/7 BMKG)

12. Alat penyebarluasan info gempa dan peringatan awal tsunami (24/7 BMKG atau BNPB/BPBD)

 

*** Penulis: Admiral Julius Musa (Fungsional BMKG) & Herdiana Mutmainah (Peneliti Pesisir, KKP)


https://www.liputan6.com/news/read/4991426/meminimalkan-risiko-di-negeri-rawan-tsunami

Sumber: https://www.liputan6.com/news/read/4991426/meminimalkan-risiko-di-negeri-rawan-tsunami
Tokoh



Graph

Extracted

persons Hindia,
ministries BMKG, BNPB, BPBD,
topics Gempa, Tsunami,
nations Australia, Indonesia,
places Aceh, KALIMANTAN UTARA, SUMATERA BARAT,