OPINI: Wabah PHK di Industri Startup Ternyata Mengerikan, Apa Masih Ada Peluang?

  • 19 Juni 2022 21:10:56
  • Views: 10

Liputan6.com, Jakarta - Menyimak laporan situs pelacakan PHK, Layoffs.fyi, tercatat sudah ada sekitar 17.000 karyawan diberhentikan dari 71 perusahaan startup teknologi di seluruh dunia pada Mei 2022. Angka itu merupakan yang tertinggi sejak awal pandemi pada Mei 2020.

Gejala PHK menjadi wabah mengerikan bagi ekosistem startup sudah terbaca ketika perusahaan-perusahaan di Silicon Valley, Amerika Serikat, mengambil langkah drastis itu.

Keputusan PHK di kawasan itu dimulai oleh Peloton yang mengalami penurunan saham pada Februari lalu dengan memberhentikan ribuan karyawannya.

Aksi serupa dilakukan perusahaan klip video selebritas Cameo yang merumahkan 87 orang atau sekitar seperempat dari total stafnya pasca-menyandang status Unicorn.

Aplikasi investasi Robinhood, misalnya, memangkas sekitar 300 karyawan pada akhir April. Lalu, platform manajemen tenaga kerja Workrise memberhentikan sejumlah karyawan.

Padahal, TechCrunch melaporkan bahwa perusahaan ini mengumpulkan pendanaan US$ 300 juta pada bulan ini sehingga menaikkan valuasinya menjadi US$ 2,9 miliar.

Paling heboh adalah PHK yang terjadi di perusahaan streaming global, Netflix. Netflix diketahui telah memutus hubungan kerja sekitar 150 pegawai.

Saat PHK di startup meningkat, pemain yang sudah mapan seperti Meta, Twitter, Microsoft, Snap, dan Salesforce memilih langkah membekukan atau memperlambat perekrutan.

Di Indonesia, sejumlah startup terpaksa melakukan hal serupa. Startup pertanian Tanihub melakukan PHK karyawan karena ingin mempertajam fokus bisnis.

Startup pendidikan Zenius Education melakukan PHK terhadap lebih dari 200 karyawan sebagai dampak kondisi perekonomian. Lalu, LinkAja tengah menjalankan reorganisasi sumber daya manusia (SDM) sebagai dampak dari perubahan fokus dan tujuan bisnis.

JD.ID juga melakukan PHK sebagai upaya improvisasi agar bisa melakukan adaptasi dan selaras dengan dinamika pasar serta tren industri dalam negeri.

Terbaru, perusahaan induk Shopee, Sea Group, disebut akan melakukan PHK besar-besaran kepada karyawannya karena ingin merasionalisasi bisnis e-commerce.

Aksi korporasi ini kabarnya akan mempengaruhi karyawan di beberapa pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Layanan pembayaran ShopeePay dan bisnis pengiriman makanan ShopeeFood juga disebut terkena dampak.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia. Jumlah startup di Indonesia mencapai 2.229 perusahaan rintisan pada April 2021.


https://www.liputan6.com/tekno/read/4989873/opini-wabah-phk-di-industri-startup-ternyata-mengerikan-apa-masih-ada-peluang

Sumber: https://www.liputan6.com/tekno/read/4989873/opini-wabah-phk-di-industri-startup-ternyata-mengerikan-apa-masih-ada-peluang
Tokoh

Graph

Extracted

companies ADA, LinkAja, Microsoft, Netflix, Shopee, ShopeePay, Twitter, WhatsApp,
topics e-commerce,
products startup,
nations Amerika Serikat, Indonesia, Thailand, Vietnam,
places DKI Jakarta,
cases PHK,
musicclubs APRIL,